Penerbit Inggris Dikritik Terkait Buku Yang Diedit Pembela Ekstremisme
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Penerbit Inggris dikecam karena memproduksi buku yang diedit oleh pemimpin kelompok advokasi yang dituduh mendukung ekstremis.
Manchester University Press akan mencetak buku “I Refuse to Condemn,” ("Saya Menolak untuk Mengutuk") yang diedit oleh direktur penelitian untuk CAGE, Asim Qureshi, pada bulan Oktober, menurut laporan The Sunday Telegraph.
CAGE adalah kelompok yang berbasis di London, dan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pernah digambarkan oleh kelompok ini sebagai "pembela teror."
Qureshi menggambarkan pada tahun 2015 algojo Daesh (ISIS) asal Inggris yang dikenal sebagai "Jihadi John" sebagai "pemuda yang gagah," menurut laporan Arab News.
Jihadi John, yang nama aslinya adalah Mohammed Ewazi, bertanggung jawab atas serangkaian pemenggalan oleh Daesh di Suriah.
Komisioner kontra-ekstremisme Inggris, Sara Khan, mengkritik penerbit dan mengatakan penerbitan buku itu memberi legitimasi kepada sebuah kelompok yang mendukung para terpidana teroris dan menyediakan platform untuk "para ideolog Al-Qaeda."
"Para pemimpin senior CAGE telah mengadvokasi mendukung jihad kekerasan di luar negeri," kata Khan kepada The Sunday Telegraph.
Dia menambahkan bahwa Qureshi juga menolak untuk mengutuk khotbah Haitham Al-Haddad, seorang ulama yang membela mutilasi alat kelamin perempuan dan dirajam sampai mati terhadap perempuan yang berzina.
“Kelompok-kelompok seperti CAGE menggunakan kedok 'kebebasan berbicara', 'aturan hukum' dan 'anti-rasisme', tetapi pandangan komisi bahwa ketika aktivisme CAGE, kepercayaan dan perilaku diperiksa dengan cermat, nilai-nilai ini sebenarnya adalah menutupi untuk melegitimasi aktivisme memecah belah mereka," kata Khan.
Respons Penerbit
Situs web penerbit universitas menggambarkan buku tersebut, yang merupakan kumpulan esai, yang mengeksplorasi bagaimana "penulis mengatur untuk menumbangkan harapan sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap anti-rasisme".
Seorang juru bicara CAGE mengatakan kritik terhadap sebuah buku sebelum publikasi menunjukkan "obsesi dengan menyensor opini yang kritis terhadap kebijakan negara."
Seorang juru bicara untuk Manchester University Press mengatakan buku itu bukan pembelaan terhadap penjahat yang kejam, tetapi sebuah "pemeriksaan harapan masyarakat tentang tanggapan 'tepat' dari orang-orang tak berdosa yang berkulit putih yang tidak berhubungan dengan para ekstremis kecuali untuk persamaan ras atau agama."
Dia menambahkan bahwa "Buku ini menyatakan bahwa penolakan untuk mengutuk seseorang atau tindakan mereka tidak dapat dan tidak boleh ditafsirkan sebagai dukungan untuk orang itu atau perilaku mereka.” (Arab News)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...