Pengakuan Mantan Kabais Hentikan Kerjasama TNI-Australia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto ST, MH, mengatakan pelatihan militer dengan Australia sangat mungkin menjadi sarana perekrutan intelijen oleh negara Kanguru itu. Namun, ia mengatakan perekrutan tidak mungkin dilakukan secara fisik.
Hal ini ia sampaikan menjawab pertanyaan satuharapan.com, ketika dimintai tanggapan mengenai dihentikannya untuk sementara kerjasama militer Indonesia-Australia, menyusul adanya materi pelatihan yang dianggap menghina dasar negara Indonesia. Soleman Ponto juga dimintai tanggapan tentang bantahan Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, terkait adanya dugaan negaranya mencoba untuk merekrut prajurit terbaik dari Indonesia.
Soleman Ponto mengatakan pelatihan militer dan sekolah di militer di Australia sangat mungkin menjadi sarana perekrutan di bidang intelijen. Tidak lupa ia menceritakan pengalamannya ketika menghentikan kerjasama pelatihan militer dengan Australia.
"Saya ketika menjabat Kabais, pernah membatalkan kerjasama pendidikan dengan Australia, DIRAC ( Defence Intelligence Research Analyst Course), karena saya melihat di situ sangat besar kemungkinannya terjadi perekrutan di bidang intelijen," kata Soleman Ponto, yang menjadi Kabais pada rentang waktu 2011-2013.
Soleman Ponto juga menganggap wajar langkah Panglima TNI untuk menghentikan kerjasama pelatihan militer dengan Australia.
"Aku aja tingkat Kabais membatalkan kerjasama pendidikan, apalagi panglima? Menurut aku sudah tepat reaksi seperti itu," kata Soleman Ponto penulis buku TNI dan Perdamaian di Aceh: Catatan 880 Hari Pra dan Pasca-MoU Helsinki (2013) dan Jangan Lepas Papua:
Menurut Soleman Ponto, materi pelatihan seperti yang diungkapkan oleh media sebenarnya biasa saja, sepanjang hanya diketahui oleh pihak Australia saja. "Kalau belum diketahui kan biasa-biasa saja. Yang jadi masalah adalah ketika materi itu bocor keluar," kata Soleman Ponto.
Tudingan adanya upaya Australia merekrut perwira Indonesia menjadi sorotan setelah ABC pada Kamis (5/1) menayangkan cuplikan video saat Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, menyampaikan pidato November lalu.
Dalam pemberitaan ABC itu, Gatot disebut sedang menyuarakan kekhawatiran bahwa Australia mencoba "merekrut" prajurit terbaik dari Indonesia melalui program-program pelatihan.
Namun, Payne memastikan negaranya akan segera menangani dan menyelidiki secara serius masalah yang membuat TNI menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...