Pengamat: Indonesia Tak Alami Krisis Ekonomi
KUPANG, SATUHARAPAN.COM – Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Dr Thomas Ola Langoday, mengatakan, Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kini semakin melemah.
"Fakta menunjukkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah menyentuh level 14.000 rupiah lebih terhadap dolar AS, tetapi Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi," kata Thomas Ola Langoday, di Kupang, hari Rabu (26/8).
Dia mengemukakan, krisis ekonomi seperti yang terjadi pada 1998 lalu tidak akan lagi dialami oleh Indonesia karena pertumbuhan ekonomi negeri ini sekarang, misalnya, menunjukkan tren positif sebesar 4,67 persen pada triwulah kedua tahun 2015.
Selain itu, ketersedian kebutuhan pokok dan daya beli masyarakat yang tinggi menjadi fundamen ekonomi yang kuat bagi Indonesia, kata Dekan Fakultas Ekonomi Unwira ini.
"Jadi pelemahan rupiah tidak menimbulkan krisis ekonomi karena fundamen ekonomi Indonesia yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi positif, ketersediaan kebutuhan pokok dan daya beli yang tinggi," ujar dia menjelaskan.
Tak Perlu Bentuk Badan Pusat Krisis
Mengenai usulan badan pusat krisis, Thomas Ola Langoday mengatakan tidak perlu karena pemerintah memiliki mekanisme tersendiri dalam menangani permasalahan ekonomi bangsa.
"Saya kira, pemerintah sudah mengambil langkah-langkah cepat dalam menangani masalah pelemahan rupiah yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif pada triwulan kedua ini," kata dia.
Oleh karena itu, pemerintah tak perlu merespons usulan membentuk badan pusat krisis untuk menangani masalah perekonomian bangsa, yang justru menimbulkan tumpang tindih dalam berkoordinasi, kata Thomas Ola Langoday. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...