Pengamat: Kurang Apa Indonesia dengan Papua
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, mengatakan, Indonesia harus melakukan kampanye diplomasi tandingan untuk menjelaskan bahwa Indonesia telah berbuat banyak demi kemajuan Papua.
Connie Bakrie bahkan menyebut Papua telah menjadi provinsi (dengan anggaran pusat) termahal dan hal ini harus disampaikan di panggung diplomasi.
Pernyataan Connie Bakrie disiarkan oleh Kompas terkait sehubungan dengan intensitas acara penggalangan dukungan terhadap kelompok separatis di luar negeri yang ditengarai meningkat.
Connie Bakrie mengatakan semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju apa Papua saat ini.
"Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," kata dia, dikutip dari Kompas hari ini (25/11).
Connie mengatakan kampanye mendukung gerakan separatisme Papua di luar negeri tidak bisa didiamkan. Indonesia, menurut dia, bisa melawannya antara lain dengan kampanye tandingan.
Dia menambahkan, senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung separatisme Papua, adalah HAM.
Lebih lanjut, ia mengatakan umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi agar upaya aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dijadikan bahan kampanye hitam mereka, peranan TNI di Papua harus digantikan oleh Polri.
"Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
"Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju Polri," terangnya.
Editor : Eben E. Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...