Pengamat: Pemprov Harus Pandai Kelola Lalin
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Proyek jembatan layang khusus busway membentang dari Jalan Kapten Tendean - Blok M Jakarta Selatan hingga Ciledug Kota Tangerang yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI bersama delapan kontraktor bukan tidak mungkin tak menimbulkan efek kemacetan luar biasa di sekitarnya.
Seperti dikatakan pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, setiap proyek pasti selalu berdampak karena akan mengambil setidaknya setengah dari badan jalan.
"Nggak mungkin nanti selama proyek pembangunan, jalan menjadi lebih tidak macet. Pasti macet. Pasti berdampak dan tinggal pengaturannya pemerintah DKI sebagai pembuat proyek dia harus punya cara untuk mengelola lalin (lalu lintas)," kata Ellen saat dihubungi satuharapan.com, Selasa (10/3) sore.
Menurut Ellen, dibangunnya jembatan layang khusus busway adalah satu dari sekian banyak upaya yang akan dibuat oleh Pemprov DKI untuk 'mengembalikan' masyarakat ke moda transportasi massal.
"Itu proyek dibangun sudah ada uji kelayakan. Tapi dia tidak berdiri sendiri. Itu yang mau dibangun itu ada tiga jalan layang busway dan itu hanya satu dari banyak bagian yang akan dibuat di DKI ini," ujar Ellen.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan proyek pembangunan jalan layang itu pada Selasa pagi.
Proyek diperkirakan selesai pada Desember 2016. Proyek jalan layang sepanjang 9,3 km dengan lebar jalan 9 meter dan 18 meter (posisi halte) ini setidaknya akan memanfaatkan dana sebesar Rp 2,5 triliun.
Rencananya di jembatan layang ini akan terdapat 12 halte busway.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...