Pengamat: Timses Jokowi-JK Berpeluang Jadi Menteri
• Sejumlah nama tim sukses berpeluang isi Kabinet Jokowi-JK
• Dahlan Iskan layak dipertahankan jadi Menteri BUMN
• Ada empat kelompok di sekitar Jokowi-JK
• Kelompok oportunis dan bunglon juga berada di sekitar Jokowi-JK
JEMBER, SATUHARAPAN.COM – Pengamat politik dari Universitas Jember, Drs Joko Widodo MSi mengatakan sejumlah nama tim sukses memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Ada beberapa nama tim sukses yang layak untuk menduduki jabatan menteri di antaranya Khofifah Indar Parawansa dan Anis Baswedan karena keduanya profesional dan memiliki `track record` yang baik," tuturnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (25/8).
Menurut dia, Anies Baswedan bisa menduduki jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena Rektor Universitas Paramadina itu menjadi perintis gerakan Indonesia Mengajar dan memberi kontribusi yang besar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Sedangkan juru kampanye Jokowi-JK saat Pilpres 2014, Khofifah juga layak untuk menduduki jabatan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dibanding Puan Maharani. Menurutnya Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama itu memiliki pengalaman di era pemerintahan almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan rekam jejaknya juga bersih.
"Kedua nama itu layak mengisi kabinet Jokowi-JK karena mereka memang memiliki kompetensi dan kapabel untuk menjabat sebagai menteri, meskipun Anis Baswedan yang menjadi Deputi Rumah Transisi mengatakan para pengurus Rumah Transisi tidak berpeluang menjadi kandidat menteri," papar dia.
Menentukan menteri yang akan duduk di kabinet, lanjut Joko, merupakan hak penuh dari presiden dan diharapkan Jokowi menggunakan kewenangan tersebut, tanpa campur tangan dari pihak manapun termasuk partai pendukung.
"Para menteri yang akan duduk di kabinet merupakan para pembantu utama presiden, jadi selain harus sesuai dengan bidangnya juga bisa bekerja sama dengan presiden dan wakil presiden," kata dosen FISIP Universitas Jember itu.
Pertahankan Dahlan
Joko juga menyarankan Jokowi-JK tetap mempertahankan Dahlan Iskan sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena selama ini kinerja mantan Direktur Utama PLN tersebut cukup bagus dan mampu memperbaiki kinerja sejumlah perusahaan milik pemerintah tersebut.
Sementara pengamat hukum tata negara dari Universitas Jember Dr Widodo Eka Tjahyana berharap Jokowi-JK memilih Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) yang memiliki rekam jejak yang bersih dan menegakkan hukum tanpa ampun terhadap para koruptor.
"Siapa saja bisa menduduki jabatan Menkum HAM, namun saya berharap itu dari kalangan profesional yang memiliki karir bersih di aparat penegak hukum dan memberikan dukungan penuh kepada KPK dalam upaya pemberantasan korupsi," tutur dia.
Empat Kelompok
Sementara itu, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang, MSi berpendapat hari-hari ini ada empat kelompok yang mengelilingi Jokowi-JK.
"Empat kelompok itu adalah kelompok loyalis, strategis, oportunis dan kelompok bunglon," kata Ahmad Atang, di Kupang, Senin (25/8).
Dia menjelaskan kelompok loyalis adalah aktor-aktor dalam lingkaran partai koalisi maupun aktor penyeberang dari partai nonkoalisi yang sejak awal telah komit berada dalam barisan perjuangan bersama Jokowi-JK.
Kelompok ini berada dalam barisan ring satu yang siap membela Jokowi secara sistimatis, terstruktur dan masif. Gerakan kelompok ini pun terbilang sebagai bemper untuk membela Jokowi-JK jika mendapatkan serangan publik.
“Kelompok ini tidak mengejar kekuasaan tetapi menyandang nama besar karena berada di lingkaran kekuasaan,” kata dia.
Bahayanya, kelompok ini terlalu mengeksploitasi citra Jokowi seolah-olah sebagai manusia tanpa salah, dan pada titik tertentu mereka dapat mendikte pejabat yang diangkat Jokowi dengan memanfaatkan kedekatan tersebut.
Berikut kelompok strategis adalah pimpinan partai koalisi, akademisi dan profesional yang akan menentukan arah kebijakan Jokowi, baik dalam hal distribusi kekuasaan maupun agenda pembangunan lima tahunan.
Kelompok ini sangat dominan sehingga pemikirannya harus didengar dan diimplementasikan oleh Jokowi. Inilah kelompok yang berada di belakang layar yang menentukan dinamika Indonesia ke depan.
Jokowi menjadi legowo terhadap kelompok ini karena mereka secara faktual yang berjasa besar memenangkan Jokowi jadi presiden periode 2014-2019.
Oportunis dan Bunglon
Kelompok lain adalah oportunis dan bunglon. Kelompok ini menjadi sangat berbahaya jika tujuannya tidak tercapai. Mereka akan berubah menjadi musuh dalam selimut dan berusaha mendiskreditkan Jokowi dan kelompoknya.
Dia mengatakan kelompok oportunis merupakan "orang dalam" dan pendatang baru yang sangat agresif dengan pemikiran yang brilian. Mereka akan berupaya dengan segala cara untuk meyakinkan Jokowi.
Kelompok ini siap berkorban apa saja asal keinginannya terpenuhi, baik untuk dirinya mau agenda pesanan dari kelompok.
"Kelompok oportunis selalu memanfaatkan setiap peluang yang menguntungkan dan selalu menyembunyikan interesnya," jelas dia.
Bahayanya adalah kelompok ini dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Sementara itu, menurut Ahmad Atang, kelompok bunglon akan selalu melakukan penetrasi seolah-olah kemenangan Jokowi berkat jasa besar mereka.
Padahal, dalam kenyataannya mereka tidak pernah berkeringat, walaupun selama ini mereka aktif dalam proses politik. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...