Pengantin Anak di Afrika Mencapai Lebih dari Dua Kali Lipat
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Jumlah pengantin anak di Afrika, akan naik dari 125.000.000 menjadi 310.000.000 di tahun 2050, menurut laporan UNICEF yang dirilis pada Uni Afrika Summit di Lusaka, Zambia (26/11).
Laporan statistik Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), mengenai profil pernikahan anak di Afrika, menunjukkan perlambatan penurunan, pada tahun 2050, jumlah pengantin anak di Afrika Selatan meningkat.
"Menghilangkan pernikahan anak telah menjadi semakin sulit, dan melemahkan derajat perempuan," kata Ketua Komisi Uni Afrika Nkosozana Dlamini Zuma. "Melalui kesadaran yang lebih besar, bekerja sama dengan pendekatan kolaboratif, perkawinan anak dapat diberantas."
Jumlah gadis di Afrika gadis diperkirakan akan meningkat dari 275 juta saat ini menjadi 465 juta pada tahun 2050, hal ini berarti jumlah pernikahan anak masih akan meningkat dua kali lipat.
Ketika anak-anak menikah, prospek mereka untuk hidup sehat dan sukses menurun drastis, Pengantin anak cenderung untuk tidak menyelesaikan sekolah, bahkan cenderung menjadi korban kekerasan dan terinfeksi HIV. Anak-anak yang lahir dari ibu remaja, memiliki risiko tinggi kematian waktu dilahirkan, dan memiliki berat badan lahir yang rendah. Dan mereka sering tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bekerja.
Uni Afrika meluncurkan kampanye yang besar, untuk mengakhiri pernikahan anak Mei lalu. Hal ini diikuti dengan rencana aksi bagi pemerintah untuk mengurangi tingkat pernikahan anak, dengan cara meningkatkan akses perempuan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, dan pelayanan reproduksi kesehatan, serta memperkuat melalaui penegakan hukum dan kebijakan yang melindungi hak-hak perempuan, dengan melarang pernikahan sebelum berusia 18 tahun.
"Banyaknya perempuan yang mengalami pernikahan anak, mengakibatkan hilang dan hancurnya masa kecil dan masa depan mereka, hal ini mendorong dan menggarisbawahi pentingnya melarang praktik pernikahan anak," kata Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake
Untuk mengakhiri pernikahan anak, diperlukan fokus yang lebih tajam menolong anak gadis yang miskin dan terpinggirkan , yang membutuhkan pendidikan yang berkualitas dan sejumlah layanan pelindung lainnya. (unicef.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...