Pengaruh Teknologi Digital Terhadap Anak Usia Dini
JAKARTA - Dalam rangka membekali para orang tua murid di TKK 2 PENABUR maka diadakan seminar “Pengaruh Teknologi Digital Terhadap Anak Usia Dini” yang dibawakan oleh Pramudianto, kepala divisi SDM BPK PENABUR Jakarta dan sebagai seorang penulis buku “Mom and Dad as Super Coaches”.
Pramudianto membahas perbedaan dan karakter generasi dari Silent/tradisional, baby boomers, X, Y dan mobile. Ia juga mengurai lebih jauh mengenai pengaruh digital terhadap perkembangan motorik, fisik, kognitif, moral, bahasa, neurologi, sosial dan gender terhadap anak usia dini.
Anak-anak yang terlalu banyak dipengaruhi oleh peralatan digital bisa berdampak pada karakter, seperti: memiliki ambisi besar untuk sukses, praktis dan ingin berperilaku instan, terlalu cinta kebebasan, percaya diri yang berlebihan sehingga kurang memiliki empati, menyukai hal-hal detil dan selalu ingin mendapatkan apresiasi atau pengakuan.
Demikian juga terdapat hal yang negatif jika anak senang bermain video games, dengan permainan yang mengandung kekerasan. Hal tersebut dapat meningkatkan perilaku agresif anak, isolasi, terjadi degradasi nilai moral terhadap sosok perempuan dan nilai sekolah menjadi rendah. Bahkan anak yang kecanduan terhadap gadget berdampak pada otaknya yang disebut Popcorn Brain yaitu otak meletup-letup dan berakibat pengendalian emosi menjadi lemah. Dampak yang panjang pada psikis anak mengakibatkan penyakit yang disebut Nomophobia dengan ciri-ciri cepat merasa sangat cemas atau panik.
Pramudianto menyatakan bahwa anak usia dini memiliki ketergantungan terhadap orang terdekat sehingga peran orang tua sangat penting. Pola asuh yang ditawarkan bahwa anak ditempatkan sebagai partner (mitra) sehingga tidak ada di antara orang tua dan anak sebagai superior maupun inferior, memberdayakan anak untuk mampu mengambil keputusan dan memiliki komitmen serta orang tua belajar dengan kreatif sehingga anak-anak menemukan jalan keluar dengan kreatif pula.
Dalam pola asuh terdapat 4 tipe karakter orang tua. Tipe Authoritarian (otoriter) dimana kecenderungan orang tua lebih suka memerintah, kata “jangan” dan “tidak” sering muncul dalam percakapan dengan anak-anaknya. Tipe Permissive bagi orang tua yang terlalu memanjakan anak, sehingga tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan anak. Tipe Uninvolved yaitu orang tua yang tidak memiliki tuntutan & ikatan batin terhadap anak, sehingga tidak paham dengan kebutuhan anak. Authoritative adalah tipe orang tua yang penuh kasih sayang, disiplin & mengerti yang menjadi kebutuhan anak. (Adv/Humas PENABUR Jakarta)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...