Pengemudi Angkot Takut Naikkan Tarif, Padahal Premium Naik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengemudi moda Angkutan Kota (angkot) tidak berani menaikkan tarif secara sepihak mulai Minggu (1/3), walau pemerintah telah menetapkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium menjadi Rp.6.900 per liter.
"Belum ada perintah naik, kalau naik tarif sepihak takut kena tegur Organda (Organisasi Angkutan Darat), penumpang juga sudah berani protes," kata Lambok Nainggolan pengemudi angkot trayek Priok-Stasiun Kota di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (1/3) pagi.
Sementara Mulyono, supir angkot 05 trayek Tanjung Priok-Cilincing juga belum berani menaikkan tarif secara sepihak.
"Belum ada arahan, kalau ramai-ramai naikkan harga, saya berani," kata Mulyono ketika sedang menunggu penumpang di Stasiun Tanjung Priok.
Kendati enggan menaikkan tarif, namun para supir tetap kecewa dengan meningkatnya harga premium sebesar Rp200 per liter tersebut.
"Ya naiknya memang cuma sedikit, tapi kalo sehari isi 20-30 liter akan terasa selisih harganya, apalagi harga beras mahal," kata salah seorang pengemudi lainnya, Lambok.
Lambok berharap pemerintah maupun Organda memberikan solusi terbaik terkait tidak stabilnya harga premium yang menyulitkan para supir.
Pemerintah melalui Pertamina menetapkan mulai 1 Maret 2015, pemerintah menaikkan harga bensin premium Rp 6.800/liter untuk wilayah di luar Jawa-Bali. Sementara harga premium di Jawa-Bali harganya Rp 6.900/liter.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan harga tersebut berbeda antara di Jawa dan Bali, dan di luar daerah tersebut disebabkan ada margin untuk badan usaha, sementara untuk di luar daerah itu ada penugasan dari pemerintah. (Ant).
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...