Penggunaan Obat Penenang Pikiran Meningkat di Kalangan Lansia AS
MIAMI, SATUHARAPAN.COM – Jumlah lansia Amerika yang mengambil beberapa resep obat seperti obat penenang, antidepresan, antipsikotik, dan obat penghilang rasa sakit, meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir, ungkap para peneliti pada Senin (13/2).
Temuan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) Internal Medicine tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang risiko kesehatan para lansia, seperti terjatuh, dan keselamatan publik karena berpotensi mengalami gangguan saat mengemudi.
Para peneliti menemukan bahwa pada 2004, 0,6 persen dokter dikunjungi oleh orang-orang berusia di atas 65 tahun yang menggunakan tiga atau lebih obat yang memengaruhi sistem saraf pusat.
Pada 2013, angka tersebut meningkat menjadi 1,4 persen -- yang, bila diterapkan kepada seluruh penduduk Amerika Serikat (AS), berarti 3,68 juta kunjungan dokter selama setahun yang melibatkan lansia menggunakan tiga atau lebih obat tersebut.
“Kenaikan yang kita lihat di data ini kemungkinan mencerminkan keinginan para lansia untuk mencari bantuan dan menerima pengobatan bagi kondisi kesehatan mental,” kata kepala penulis Donovan Maust, psikiater geriatrik di Michigan Medicine, pusat akademik medis University of Michigan.
“Namun, itu juga mengkhawatirkan karena risiko dari penggabungan obat-obatan ini.”
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS memperingatkan bahwa menggabungkan obat penghilang rasa sakit opioid dengan obat lain tertentu yang digunakan untuk rasa gelisah dan gangguan tidur -- dikenal sebagai obat penenang benzodiazepin -- dapat meningkatkan risiko kematian.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...