Penghormatan Terakhir Mandela, Sambutan Tokoh-tokoh Dunia
JOHANNESBURG, SATUHARAPAN.COM - Doa dari pemuka lintas agama mengawali acara penghormatan terakhir pejuang apartheid Nelson Mandela yang meninggal 5 Desember pada usia 95 tahun.
Rabbi Warren Goldstein mengawali doa, dilanjutkan doa dari pemuka agama Hindhu dan agama Islam. "Perjalanan panjang menuju kebebasan itu terwujud dalam akhir yang indah. Kiranya ia beristirahat dengan tenang dan damai," demkian doa dari pemuka agama Kristen.
Hadirin yang mengikuti acara penghormatan terakhir kemudian melantunkan "Siyabonga Nkokheli Tata Madiba (Terima Kasih Pemimpin Kami)".
Andrew Mlangeni, rekan yang sama-sama menjalani hukuman penjara di Robben Island, mendapat kesempatan memberikan sambutan. Kerendahan hati, keyakinannya yang teguh, serta kepemimpinannya yang mengutamakan kebersamaan yang membuatnya jadi pemimpin besar.
Jenderal Thanduxolo Mandela, keponakan Nelson Mandela, mengawali sambutan kenangan dari pihak keluarga, dilanjutkan kenangan dari cucu-cucu Mandela, Phumla Mandela, Zozuko Dlamini, Andile Mandela, dan Mbuso Mandela. Di tribun keluarga, istri Mandela, Graca Machel mendengarkan sambutan kenangan dengan takzim.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam sambutannya mengenang Mandela sebagai satu dari pemimpin dunia yang memimpin dengan memberi teladan langsung. Keteladanannya akan tetap dikenang.
Presiden Barack Obama, yang mendapat kesempatan menyampaikan kenangannya, memperkenalkan diri kepada hadirin warga Afrika Selatan sebagai "putra Tanah Afrika". Obama, yang bertemu sekali dengan Mandela pada 2005, mengenangnya sebagai tokoh yang menginspirasi banyak orang, termasuk ia. "Kebebasan Anda dan demokrasi adalah peninggalannya yang tak akan terlupakan," kata dia.
"Tak ada pemimpin yang menyamainya. Ia tokoh pembebasan terbesar pada abad ke-20," Obama menambahkan.
Mandela akan tetap menjadi ikon, potret hidup, dari sosok yang begitu terbuka berbagi ide dan pikirannya, bahkan ketakutan-ketakutannya, dan kesalahan. Ia menempatkan diri sebagai anak, suami, ayah, dan teman bagi banyak orang.
Presiden Obama menyitir filosofi Afrika Selatan "ubuntu", prinsip kemanusiaan yang menyatu dalam kehidupan dalam kebersamaan, saling peduli, saling berbagi satu dengan yang lain.
Presiden Obama hadir dalam acara penghormatan terakhir Nelson Mandela bersama Ibu Negara Michelle Obama, serta mantan Presiden Carter, mantan Presiden George W Bush, mantan Presiden Bill Clinton dan Hillary Clinton.
Sebelum pidato, Obama sempat berjabat tangan dan berbincang sesaat dengan Presiden Kuba, Raul Castro adik dari Fidel Castro.
"Ngomong apa ya mereka?" kata Anderson Cooper dan Christiane Amanpour dari CNN melihat dua Presiden AS dan Presiden Kuba bertatap muka. (cnn.com/bbc.co.uk)
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...