Pengkhotbah Sebarkan Kebencian Dilarang Memasuki Inggris
Para menteri mempunyai kewenangan untuk memblokir orang-orang yang "tidak kondusif bagi kepentingan publik," dan kewenangan itu dapat diperluas hingga mencakup individu-individu yang menyebarkan rasisme dan hasutan.
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Inggris memutuskan untuk melarang masuk pengkotbah yang menyebarkan kebencia. Dan diputuskan para pejabat akan mengidentifikasi ekstremis paling berbahaya dari negara-negara termasuk dari Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia, dan menambahkan mereka ke daftar peringatan.
Siapa pun yang masuk dalam daftar itu akan ditolak masuk Inggris.
Perkembangan ini menyusul pidato Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, di Downing Street pada hari Jumat, di mana ia mengatakan jalan-jalan telah “dibajak oleh kelompok-kelompok kecil yang memusuhi nilai-nilai kita dan tidak menghormati tradisi demokrasi kita”.
Para menteri sudah mempunyai kewenangan untuk memblokir orang-orang yang "tidak kondusif bagi kepentingan publik". Kekuasaan tersebut umumnya digunakan untuk mencegah orang-orang yang diketahui mengancam keamanan nasional datang ke Inggris.
Para menteri percaya bahwa mereka dapat lebih memanfaatkan hal ini pada orang-orang yang menyebarkan rasisme, hasutan, atau menggunakan intimidasi atau kekerasan untuk melemahkan proses demokrasi.
Pejabat Kementerian Dalam Negeri sedang mempertimbangkan untuk menangani apa yang digambarkan sebagai organisasi sayap kiri anti demokrasi di tengah kekhawatiran bahwa mereka mempunyai tujuan yang sama dengan kelompok Islam.
Lord Walney, penasihat independen pemerintah untuk urusan kekerasan politik, sedang melakukan peninjauan tentang keputusan itu.
Dalam dokumen tersebut, ia “meminta pemimpin setiap partai politik arus utama untuk mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap ancaman yang mengancam demokrasi kita”, tulisnya di The Sun.
Telah terjadi “aliansi tidak suci antara kelompok sayap kiri dan beberapa ekstremisme Islam yang terlihat dalam demonstrasi (pro-Palestina)”, kata Lord Walney kepada The Telegraph.
Sebelumnya, Sadiq Khan, Wali Kota London, mengatakan ada “upaya bersama” untuk “mempermalukan kelompok minoritas demi keuntungan politik”.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan: “Ekstrimisme tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita dan kami tidak akan mentolerir taktik yang bertujuan untuk mengintimidasi, mengancam atau menyebabkan gangguan terhadap mayoritas yang taat hukum.
“Dalam beberapa bulan terakhir, kami juga menyaksikan sejumlah kecil pengunjuk rasa menunjukkan perilaku kekerasan dan kebencian, dan polisi mendapat dukungan penuh kami dalam mengatasi ekstremisme dan kejahatan rasial.
“Kami mempertimbangkan rekomendasi laporan tersebut dengan sangat hati-hati dan akan merespons pada waktunya.” (Sky News)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...