Pengungsi Suriah Akan Meningkat Menjadi 6,5 Juta
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Jumlah orang yang terlantar akibat perang sipil di Suriah diperkirakan akan meningkat dua kali lipat, dari 3,5 juta menjadi 6,5 juta pada akhir tahun ini, kata seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) hari Rabu (5/2).
Hingga sekarang sekitar 2,5 juta warga Suriah menjadi pengungsi di negara tetangga, kata coordinator regional badan pengungsi PBB (UNHCR) untuk Suriah, Amin Awad, pada sebuah konferensi pers. Lembaga ini mencatat kebutuhan dana untuk pengungdi di dalam dan di luar Suriah untuk 2014 mencapai total US$ 6,5 miliar atau setara Rp 79,3 triliun.
"Itu jumlah uang yang besar," kata dia. "Namun angka ini yang akurat, dan ada 155 lembaga dari PBB dan organisasi-organisasi non pemerintah yang ( terlibat).” Dana itu untuk terutama perlindungan, pendidikan dan tempat tinggal bagi para pengungsi.
Awad mengatakan bahwa 85 persen dari pengungsi tidak tinggal di kamp-kamp, tetapi dengan warga masyarakat di negara mereka tinggal. Hal itu membuat "dampak dan tekanan luar biasa" pada komunitas tersebut, mengingat sumber daya mereka juga sedikit, pekerjaan dan jasa juga terbatas.
Dia menyebutkan keadaan itu sebagai "darurat yang luar biasa." UNHCR merencanakan untuk meningkatkan dukungannya bagi mereka.
Selain pengungsi, juga ada tiga juta orang di dalamnegeri Suriah membutuhkan bantuan dan di antara para pengungsi ada 8.000 anak yang telah terpisah dari keluarga mereka, kata dia.
UNHCR merinci bahwa pengungsi Suriah di Libanon mencapai 900.000 orang, di Turki 600.000 orang, di Yordania 590.000 orang dan di Irak 215.000 orang. Sedangkan di Mesir mencapai 135.000 orang, di Afrika Utara 20.000, dan 30.000 pengungsi ada di negara lain. (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...