Pengungsi Suriah Diberi Kesempatan Jadi Warga Turki
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memberikan kesempatan kepada jutaan warga Suriah yang tinggal (mengungsi) di Turki untuk menjadi warga negara Turki.
Erdogan mengatakan hal itu hari Sabtu (2/7) ketika mengunjungi Provinsi Kilis, di wilayah selatan yang berbatasan dengan Suriah. Di wilayah itu sekitar 120.000 warga Suriah mengungsi akibat perang saudara yang telah berlangsung lebih dari lima tahun.
Erdogan mengatakan banyak warga Suriah yang sekarang tinggal di Turki ingin menjadi warga negara Republik Turki. "Ada langkah-langkah yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri kami untuk mengurus masalah ini," katanya seperti dilaporkan situs berita Turki, Hurriyet.
"Kami akan memberikan kesempatan untuk (memperoleh) kewarganegaraan dengan membantu saudara-saudara ini dengan pengawasan oleh kantor-kantor yang didirikan oleh kementerian," tambah Erdogan.
Sekitar 2,7 juta warga Suriah melarikan diri dari perang saudara di negara mereka, dan berlindung di kamp-kamp di kota-kota di seluruh Turki.
Mengacu pada krisis Suriah yang dimulai dengan kekerasan pada tahun 2011 ketika pemimpin rezim Bashar Al-Assad menumpas demonstran, Erdogan mengatakan warga Suriah telah "dihalangi mengatur diri mereka sendiri."
"Organisasi yang disebut Daesh (Negara Islam Irak dan Suriah / NIIS atau ISIS), sebenarnya, boneka digunakan dalam tujuan ini. Organisasi yang disebut PYD (Partai Demokrat Uni Kurdi), dan YPG (Unit Perlindungan Rakyat) adalah subkontraktor yang diberdayakan untuk tujuan yang sama," katanya.
Erdogan menekankan bahwa ISIS tidak mewakili umat Islam, dan PYD dan YPG tidak mewakili Kurdi. Mereka adalah alat yang digunakan untuk desain kotor di wilayah tersebut oleh mereka yang memegang kendali mereka. Erdogan mengecam PYG dan YPG, terkait dengan kelompok pemberontak Kurdi di Turki.
Perang saudara di Suriah telah menewaskan sedikitnya 270.000 orang, dan lebih dari 10 juta warga Suriah mengungsi, menurut catatan PBB.
Konflik di Suriah mendorong lebih dari empat juta orang (atau seperenam penduduk negara itu) mencari perlindungan di negara-negara tetangga, sehingga menimbulkan krisis pengungsi terbesar dalam abad ini.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...