Pengusaha Nordic Tanyakan Kebijakan Investasi di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM) Franky Sibarani, hari ini, Senin (14/3) menghadiri dua forum investasi negara-negara Eropa.
Setelah bertemu dengan misi ekonomi Belgia yang dipimpin Putri Astrid, siang harinya Franky menghadiri forum investor dari negara-negara Nordic (Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia dan Islandia).
Franky Sibarani menilai forum ini cukup strategis karena menunjukkan negara-negara Nordic melihat potensi investasi di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM menawarkan peluang investasi kepada 60 pengusaha yang tergabung dalam bisnis delegasi Nordic. Delegasi bisnis Nordic tersebut dipimpin oleh CEO dan President SEB (Scandinaviska Enskilda Banken) Marcus Wallenberg.
“Ada empat pertanyaan yang diajukan oleh delegasi SEB, terkait dengan Daftar Negatif Investasi (DNI), prosentase saham bagi industri manufaktur dan perdagangan, izin kerja TKA dan kemudahan berbisnis di Indonesia,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada satuharapan.com, hari Senin (14/3).
Franky merespons bahwa pihaknya siap memfasilitasi minat investasi dari negara-negara Nordic termasuk di antaranya Swedia.
Selama ini beberapa investor dari Swedia yang telah menanamkan modalnya di Indonesia di antaranya di sektor ritel furniture yakni Ikea, kemudian produsen otomotif Volvo dan home appliance Electrolux. Mayoritas investasi yang dilakukan bukan dalam bentuk produksi dan masih berkisar di di sektor perdagangan.
Menurut Franky, realisasi investasi dari Swedia masih minim di level US$ 9,6 juta (setara dengan Rp 120 miliar) dalam kurun waktu 2010-2015.
“Apabila menggunakan angka negara-negara Nordic angkanya menjadi US$ 54,6 juta. Padahal dari sisi komitmen investasi nilainya mencapai US$ 693 juta,” katanya.
Franky mengemukakan bahwa mengacu pada data tersebut, rasio realisasi investasi negara-negara Nordic termasuk Swedia dibawah 10 persen.
“BKPM siap memfasilitasi minat investasi yang disampaikan oleh investor Swedia untuk dapat segera direalisasikan,” jelasnya.
Kepala BKPM menyebutkan bahwa beberapa sektor yang ditawarkan pada investor Swedia di antaranya terkait dengan energi terbarukan, komunikasi, industri kimia, kawasan industri dan sektor logistik.
“Sektor-sektor ini merupakan sektor unggulan yang sangat prospektif bagi investor dari Swedia yang memiliki kompetensi baik dalam hal teknis maupun secara finansial,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Franky menambahkan bahwa BKPM memiliki tim marketing officer Eropa dan kantor perwakilan BKPM di London yang siap memfasilitasi minat investasi dari negara-negara Nordic termasuk di antaranya Swedia.
“Kami menyediakan fasilitasi end-to-end services mulai dari administrasi investasi hingga pencarian lokasi bahkan proses konstruksi,” jelasnya.
Sementara Koordinator Marketing Officer Wilayah Eropa, J.S. Meyer Siburian, menambahkan bahwa minat investasi dari Swedia tergolong minim bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
“Kami siap mengawal minat investasi dari Swedia untuk dapat berkontribusi positif pada peningkatan realisasi investasi negara-negara Eropa,” katanya.
Merujuk data BKPM komitmen investasi dari negara-negara Eropa pada bulan Januari 2016 mencapai Rp 6,53 Triliun, naik hampir 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 670 miliar.
Kenaikan komitmen investasi Eropa tersebut melanjutkan trend positif tahun 2015, di mana komitmen investasi Eropa sepanjang tahun 2015 mengalami kenaikan 16 persen menjadi Rp 37,3 triliun dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 32,2 triliun.
Editor : Bayu Probo
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...