Peningkatan Tata Kelola Pendidikan dalam Seminar “Good University Governance”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bertempat di Pendopo Agung Dalem Mangkubumen Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWM Yogyakarta) menghelat seminar nasional mengangkat tajuk “Mewujudkan Good University Governance”, Kamis (23/1) .
Seminar menghadirkan Rektor UWM Yogyakarta Edy Suandi Hamid selaku keynote speech serta dua narasumber yakni Rochmat Wahab guru besar Universitas Negeri Yogyakarta dan dosen Fakultas Ekonomi UWM Yogyakarta, Jumadi.
Dalam sambutannya Edy Suandi Hamid memaparkan bahwa penerapan Good University Governance (GUG) merupakan upaya untuk menjamin pelaksanaan pendidikan tinggi yang berkualitas dalam meningkatkan daya saing. Hal tersebut didasarkan bahwa disrupsi teknologi akibat perkembangan teknologi informasi dan globalisasi telah membawa dampak kepada persaingan antar perguruan tinggi yang tidak lagi terbatas pada lingkup nasional, namun internasional dengan melibatkan lebih banyak lagi pemain.
“Good University Governance bertujuan untuk mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang akuntabel,” jelas Edy Suandi Hamid saat menyampaikan keynote speech-nya.
Lebih lanjut Edy Suandi menjelaskan bahwa good governance meliputi delapan karakteristik dasar yakni adanya partisipasi (participation), orientasi konsensus (consensus orientation), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), daya tanggap (responsiveness), efektivitas dan efisiensi (effectiveness and efficiency), keadilan-kesetaraan (equity), inklusivitas (inclusiveness), serta penerapan aturan hukum (rule of law).
Hal tersebut sejalan dengan Pasal 63 UU No. 21/Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi yang menyebutkan bahwa otonomi pengelolaan perguruan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, nirlaba, penjaminan mutu, dan efektivitas dan efisiensi pada seluruh tingkatan-tahapan manajemen.
“Penerapan GUG di perguruan tinggi membutuhkan komitmen pimpinan, staf, serta seluruh stakeholders,” imbuh Edy Suandi.
Sementara itu selaku narasumber Rochmat Wahab menjelaskan bahwa globalisasi telah membawa dampak kepada seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan perguruan tinggi,
“Peguruan tinggi merupakan agen perubahan, karenanya memiliki kebutuhan untuk terus meng-upgrade diri agar bisa menjawab perubahan dunia.” jelas Rektor UNY periode 2009-2013 dan periode 2013-2017.
Rochmat Wahab menambahkan bahwa untuk menjadikan perguruan tinggi yang handal sangat bertumpu pada GUG yang didukung oleh seluruh civitas akademikanya.
“Perguruan tinggi, termasuk juga UWM Yogyakarta, akan terus bisa meningkatkan kualitas performansinya jika semua civitas akademikanya ikut berpartisipasi aktif dan pro-aktif dalam menerapkan Good University Governance.” papar Rochmat Wahab.
Rochmat Wahab menjelaskan bahwa untuk bisa menjadi perguruan tinggi yang kuat, perguruan tinggi sudah seharusnya otonom, pro-aktif dan akuntabel dalam mengambil keputusan, memiliki tingkat desentralisasi yang benar, terjadi proses peningkatan kekuatan keputusan pimpinan dengan jaminan adanya konsultasi dan pengawasan seperlunya, serta sikap profesionalisme dalam pembuatan keputusan.
“Good University Governance harus mampu menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi dimana mutu produk (lulusan, rIset, program layanan masyarakat) menjadi ruh utamanya,” imbuh guru besar manajemen pendidikan UNY tersebut.
Dalam hal pelaksanaan-penerapan Good University Governance, Rochmat Wahab berbagi beberapan strategi diantaranya memantapkan kepemimpinan berbasis nilai (Values based Leadership) dan menegakkan kepemimpinan akademik (Academic Leadership); mengembangkan jiwa kewirausahaan (spirit of Enterpreneurship), baik melalui pendidikan atau pelatihan kewirausahaan atau strategi lainnya; membangun komunitas kampus berbasis inovasi (innovation based society) untuk menghadapi kompetisi global; memberikan dukungan kuat untuk riset dan publikasi bereputasi nasional dan internasional serta pemerolehan hak cipta dan hak paten; menegakkan otonomi pengelolaan pendidikan dengan mempertimbangan keseimbangan kepentingan antara universitas dan fakultas/program pps atau unit-unit lain seiring dengan kebijakan pendidikan nasional.
Strategi berikutnya adalah mengimplementasikan pendidikan inklusif untuk semua; mengembangkan kecakapan berkomunikasi (bahasa asing) lulusan untuk menghadapi globalisasi; mengoptimalkan pemanfaatan TI untuk kepentingan akademik dan manajerial; mendorong internasionalisasi local genius; membangun koordinasi dan kebersamaan di antara unsur-unsur pimpinan dengan tetap menghargai tupoksi masing-masing; mengembangkan jejaring (networking) dengan instansi lain dan dunia industri dan dunia usaha untuk menjamin relevansi pendidikan; serta memainkan peran penting dan strategis dalam mengawal kebijakan pemerintah bidang pendidikan dan kebudayaan.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...