Penjaga Masjid DKI: Berangkat Umroh, Mimpi Jadi Nyata
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hari ini Selasa (16/12) memberangkatkan 30 orang penjaga masjid atau marbut tahun ini.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pemberangkatan para jemaah umroh marbut masjid tahun 2014, inginnya setiap tahun untuk memberangkatkan para marbut.
“Kita sih pengennya tiap tahun supaya para marbut jadi kuncen membersihkan menjaga-menjaga masjid dan biar jadi agen-agen di masjid jadi biar orang-orang tertarik untuk ke masjid,” kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (16/12).
Dikatakan Basuki, tidak sembarang marbut atau guru ngaji yang bisa diberangkatkan untuk umroh atau haji ke Tanah Suci.
Basuki menjelaskan punya kriteria yang detail terkait itu, marbut dan atau guru ngaji tersebut, terlebih dahulu harus mengkhatamkan Alquran, dan sekaligus mengerti tafsiran ayat yang terkandung di dalam Alquran.
“Yang naik haji, juga harus yang mesti khatam Alquran gitu. Jadi yang muda pun bisa kita umrohkan atau hajikan. Asalkan dia sudah khatam Alquran, dan betul-betul mengerti tafsiran. Bukan hanya yang bisa bersih-bersih saja, enggak bisa juga kalau gitu,” kata dia.
Menurut Basuki keberangkatan para marbut ini dibiayai dari APBD DKI Jakarta.
“Biaya APBD Dikmental DKI Jakarta ada,” kata Basuki.
Sementara itu marbut Suwiha dari Masjid Babutoyib Tanjung Priuk Jakarta Utara mengatakan, terima kasih kepada Gubernur DKI para marbut ini bisa diberangkatkan umroh ke Tanah Suci
“Sungguh tak pernah di bayangkan oleh kami (marbut) hanya sebatas mimpi akan berangkat ke tanah suci untuk beribadah, namun ini bukan sebatas mimpi, tapi bayangan atau impian ini menjadi kenyataan berangkat ke tanah suci,” kata dia, Balai Kota, Selasa.
Menurutnya untuk menjadi marbut. Dirinya mengaku sudah 10 tahun bukan pekerjaan rendah, ternyata menjadi marbut itu pekerjaan yang agung dan mulya.
“Diberangkatkan umroh, dan bisa bicara dengan Pak Gubernur langsung dan saya berharap masih banyak marbut-marbut yang belum umroh, tahun yang akan datang mudah-mudah bisa di lanjutkan lagi program ini,” katanya.
Pada waktu yang sama Yasser Arafat Yasin, marbut Masjid Al-taufiqul Mubarok, Muara Angke mengatakan sangat terharu dan bahagia menjadi peserta untuk berangkat ke tanah suci.
“Saya pengalaman menjadi marbut sudah 15 tahun. Pertama di Tangerang, BSD, 9 tahun, di masjid Aysyyarif Al Azhar. Sekarang enam tahun di Jakarta,” kata dia.
Dia mengatakan juga suka duka menjadi marbut adalah ketenangan hati, dan beribadah namun suka dan dukanya sering mendapatkan makian dari orang-orang.
“Namanya kerja menjadi marbut ya capek. Jadi makian orang, tapi kita berusaha tegar. Ada sindiran-sindiran, wajar,” kata dia.
Dia berharap dengan program ini yang diselenggarakan pemerintahan DKI Jakarta, mudah-mudahan berlanjut sampai tahun-ketahun karena masih banyak marbut yang belum berangkat ke tanah suci.
“Sangat terbantu dengan adanya intensif untuk marbut. Berarti kita dapat perhatian dari gubernur DKI,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...