Penjualan Saham Teknologi Seret Wall Street Lebih Rendah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Aksi jual pada saham-saham teknologi populer menyeret saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada Senin atau Selasa (25/3) pagi WIB, ketika ketegangan dengan Rusia atas Ukraina membuat para investor khawatir.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 26,08 poin (0,16 persen) menjadi 16.276,69.
Indeks berbasis luas S&P 500 turun 9,08 poin (0,49 persen) pada 1.857,44, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 50,40 poin (1,2 persen) menjadi 4.226,38.
Aksi ini mempertahankan "bearish" (lesu) pada Jumat (21/3) pekan lalu, ketika Nasdaq melemah satu persen. Pada Senin, Nasdaq sempat turun lebih dari 2,0 persen, sebelum mengurangi separuh dari kerugian tersebut.
Di samping penilaian gegabah, kekhawatiran yang sedang berlangsung bahwa Rusia kemungkinan melakukan perampasan wilayah lagi di Ukraina setelah mencaplok Krimea juga berada di balik tekanan jual.
Selain itu, indeks pembelian manajer (PMI) HSBC untuk Tiongkok menunjukkan pertumbuhan lebih lemah dari yang diharapkan pada perekonomian utama itu.
Beberapa saham sangat populer di Nasdaq mencatat penurunan tajam, dengan LinkedIn jatuh 4,4 persen, Priceline turun 3,32 persen, Facebook merosot 4,7 persen, Netflix anjlok 6,7 persen, Tesla merosot 3,8 persen dan Twitter berkurang 4,2 persen.
"Orang-orang mulai menjadi sedikit khawatir tentang valuasi dari beberapa saham yang melayang tinggi," kata Peter Coleman kelompok ConvergEx.
Streamer musik online Pandora Media mengalami penurunan 7,7 persen setelah Apple dilaporkan dalam pembicaraan untuk layanan streaming melalui jaringan Comcast dan juga mengeksplorasi sebuah aplikasi iTunes untuk perangkat Android yang bisa bersaing dengan Pandora.
Apple naik 1,2 persen dan Comcast naik 0,6 persen.
Perdagangan berlangsung ramai di saham biotek: Gilead Sciences mengatasi kerugian awal menjadi bertambah 0,1 persen, sedangkan Biogen Idec turun 1,8 persen setelah mengalami kerugian 10 persen antara Rabu dan Jumat pekan lalu.
Procter and Gamble bertambah 1,8 persen memimpin kenaikan Dow, sedangkan Pfizer mencetak penurunan terbesar, sahamnya jatuh 2,1 persen setelah merilis hasil uji klinis mengecewakan pada pengobatan psoriasis tofacitinib.
Harga obligasi lebih tinggi. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS turun menjadi 2,73 persen dari 2,74 persen pada akhir Jumat, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,57 persen dari 3,61 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...