'Penting Sandingkan Antikorupsi dan Revolusi Mental'
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M Syarief, berharap peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April besok berbeda dari biasanya.
“Kali ini kami ingin melalui Gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) dalam memperingati Hari Kartini menebarkan nilai-nilai integritas, kejujuran, dan antikorupsi, sehingga penting disandingkan dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental,” kata Laode dalam konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, hari Rabu (20/4).
Laode dalam kesempatan itu juga mengucapkan terima kasih kepada Australia Indonesia Pertnership for Justice (AIPJ), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), dan Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA) yang selama ini telah mendukung penuh Gerakan SPAK.
“Terima kasih kepada AIPJ, Kemenko PMK, dan PIA yang selama dua tahun ini selalu mendukung Gerakan SPAK untuk memberikan pengetahuan perilaku korupsi, sehingga dapat mengurangi korupsi yang dimulai dari lingkup keluarga,” kata Laode.
Gerakan SPAK menggelar sejumlah kegiatan yang menjadi satu rangkaian kegiatan yang dimulai dari tanggal 21 hingga 23 April 2016.
“Pentingnya nilai-nilai di dalam perjuangan Kartini dulu harus diteruskan oleh kartini-kartini saat ini, salah satunya adalah membangun sikap integritas yang anti korupsi. Mari gunakan momentum Hari Kartini untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran,” ujar Laode.
Di tahun kedua Gerakan SPAK yang jatuh tepat pada Hari Kartini besok, dikatakan oleh Laode, telah tersebar di 20 provinsi di wilayah Indonesia. “Agennya sudah ada 500 orang dengan jumlah total anggota sebanyak 2000 orang.”
“Saya bangga perempuan telah menjadi motor dalam gerakan antikorupsi. Sekitar 20 persen agen Gerakan SPAK sudah melaporkan adanya korupsi yang mereka lihat di sejumlah wilayah ke KPK,” kata Laode.
Laode mengatakan telah banyak perubahan perilaku dalam masyarakat seiring dengan hadirnya Gerakan SPAK. “Sekitar 90 persen agen Gerakan SPAK dalam sosialisasinya menggunakan alat bantu SPAK berupa games untuk lebih menggugah hati masyarakat untuk antikorupsi. Perubahan tersebut antara lain orang tua murid yang tidak lagi memberi sesuatu pada guru, guru yang menolak pemberian orang tua murid, menolak membayar suap untuk mengurus dokumen-dokumen, malu menggunakan mobil dinas untuk kepentingan pribadi, dan pegawai yang tidak datang terlambat ke kantor.”
Laode juga berkata bahwa Gerakan SPAK tidak hanya berlaku bagi kaum perempuan, tetapi juga bagi laki-laki.
“Selain itu, telah ada contoh konkret yang terjadi di Raja Ampat. Seorang kepala desa Raja Ampat akhirnya mengaku telah menggunakan uang Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk membeli seragam setelah main games Gerakan SPAK. Dia baru menyadari bahwa yang telah dilakukan adalah perilaku korup,” katanya.
Menurut penelitian, tidak ada perbedaan signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam melakukan korupsi. “Gerakan SPAK adalah kesempatan baik untuk perempuan maupun laki-laki untuk belajar antikorupsi bersama-sama. Pemerintah Australia bangga bisa membantu pemberantasan korupsi di Indonesia. Sejak tahun 2014, Australia dan Indonesia telah bekerja sama membangun Gerakan SPAK,” ujar Ester dari Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.
Ester menilai bahwa semua negara mempunyai masalah dengan korupsi. “Korupsi di suatu negara dapat mempengaruhi ekonomi negara, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan menghambat pembangunan,” katanya.
Australia telah menggelontorkan dua juta dollar Australia untuk mendukung Gerakan SPAK hingga bulan Desember 2016. Dengan pendanaan tersebut Australia berharap anggota Gerakan SPAK semakin bertambah.
“Saat ini jumlah anggota Gerakan SPAK ada 2000 orang, harus optimis bisa menjadi satu juta setelah ini,” ujar Ester.
Sujatmiko dari Kemenko PMK mengatakan Gerakan SPAK adalah sebuah terobosan baru.
“Gerakan SPAK banyak menjalankan aspek pencegahan korupsi. Hal ini selaras dengan tujuan KPK. Dalam mencegah korupsi harus dimulai dari lingkup terkecil masyarakat, yaitu anak-anak, keluarga, dan perempuan,” kata Sujatmiko.
Gerakan SPAK dalam rangkaian acara memperingati Hari Kartini 2016 dan ulang tahun ke-2nya juga mengadakan Seminar Antikorupsi. Seminar tersebut dimaksudkan agar para perempuan dapat menghindarkan keluarganya untuk melakukan perilaku korupsi.
“Seminar tersebut terutama menyasar pada istri-istri gubernur, istri-istri menteri, istri-istri Darma Wanita Pusat, dan istri-istri pejabat lainnya,” kata Sujatmiko.
“Kejujuran adalah nilai-nilai penting yang harus dimiliki semua orang seperti habis gelap terbitlah terang. Kegelapan di sini yaitu tentang ketidakpahaman mengenai perilaku korupsi, sehingga nantinya dirapkan menjadi terang ketika semua paham antikorupsi,” ujar Sita Soepomo, salah satu relawan Gerakan SPAK, menutup konferensi pers.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...