Pentingnya Cita-cita
Cita-cita membuat hidup makin bermakna.
SATUHARAPAN.COM – Pak Sihite namanya. Dia guru Fisika SMP saya. Yang paling hangat dalam ingatan ialah betapa bengisnya dia di hadapan naradidiknya. Yang menjadikannya sosok yang ditakuti para muridnya, juga saya tentunya.
Saya tidak tahu filsafat pendidikan apa yang dianutnya. Pak Sihite biasa memukulkan penggaris kayu ke kaki para siswa perempuan atau menggetok jidat setiap siswa laki-laki, yang memiliki nilai ulangan di bawah 5 (lima). Saya termasuk beruntung karena ulangan Fisika saya, entah kenapa, selalu 5,5 (lima setengah), dan tidak pernah lebih dari itu.
Suatu ketika Pak Sihite—entah karena angin apa—selaku wali kelas kami, bertanya mengenai cita-cita. Setiap murid ditanyainya. Dan, di sini uniknya, Pak Sihite menggetok jidat para siswa yang belum memikirkannya atau jawabannya mengambang, misalnya: berguna bagi nusa dan bangsa. Pak Sihite murka. Tetapi saya—termasuk yang lolos dari getokan—melihat paras sedih di wajahnya. Dia tampak kasihan kepada siswa yang belum memiliki cita-cita.
Pak Sihite lalu menegaskan pentingnya sebuah cita-cita. ”Cita-cita adalah arah, tujuan, dan ini merupakan unsur terpenting dalam hidup seorang manusia,” katanya. Ya, tanpa cita-cita, kita tidak akan pernah sampai ke mana pun. Artinya, kita hanya berputar-putar tanpa juntrungan.
Cita-cita merupakan hal penting dalam hidup. Itu jugalah yang membuat hidup makin bermakna. Tak heran, Ebiet G. Ade, di akhir lagunya Cita-cita Kecil Si anak Desa, menulis: ”Tapi aku merasa bangga setidak-tidaknya ku punya cita-cita.”
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Albania Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...