Penyakit Jantung Pembunuh No. 1 di Indoesia
Dalam lima tahun naik dari 0,5% menjadi 1,5%, dan biaya kesehatan pada 2021 mencapai Rp 7,7 triliun.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.
Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp 7,7 triliun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dr. Eva Susanti, S.Kp, M.Kes, mengatakan faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian penyakit kardiovaskuler antara lain hipertensi, obesitas, merokok, diabetes melitus, dan kurang aktivitas fisik.
''Untuk mengatasi masalah penyakit jantung di Indonesia, Kemenkes melakukan penguatan pada layanan primer melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas layanan primer,'' kata Direktur Eva pada konferensi pers secara virtual terkait Hari Jantung Sedunia, hari Rabu (28/9) di Jakarta.
Edukasi penduduk dilakukan melalui tujuh kampanye utama, antara lain imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi dan kebersihan lingkungan, skrining penyakit, dan kepatuhan pengobatan.
Pencegahan primer dilakukan dengan penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia. ''Pada pencegahan sekunder dilakukan skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting dan peningkatan ANC untuk kesehatan ibu dan bayi,'' kata Eva.
Terjadi pada Usia Lebih Muda
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, dr. Radityo Prakoso, SpJP (K) mengatakan penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua. Tren menunjukkan peningkatan usia penyakit jantung pada usia yang lebih muda.
Hal itu sebagai akibat dari peningkatan prevalensi obesitas, darah tinggi, merokok, dan kolesterol tinggi di usia muda.
''Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 2% setiap tahunnya dari tahun 2000 sampai 2016,'' kata dr. Radityo.
Salah satu penyakit jantung yang mengalami peningkatan pada usia muda adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi karena ada sumbatan pada pembuluh koroner baik akibat deposit kolesterol atau inflamasi (peradangan).
Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda. Masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, berhenti makan makanan berlemak, berhenti konsumsi alkohol, dan rajin olah raga minimal 30 menit sehari.
Tingkatkan Kepedulian
Hari Jantung Sedunia jatuh setiap tanggal 29 september. Tema yang diusung tahun ini adalah 'Use Heart for Every Heart'.
Hari Jantung Sedunia merupakan momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terkait kesehatan kardiovaskular yaitu penyakit jantung dan pencegahannya.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...