Penyerapan Emisi Karbondioksida di Hutan Eropa Kian Menurun
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Penyerapan kadar karbondioksida (CO2) oleh hutan Eropa mulai menunjukkan tanda-tanda mencapai titik saturasi. Sejak 2005 silam, kadar penyerapan CO2 di atmosfer oleh pohon-pohon tersebut mulai turun.
Menurut Nature Climate Change, hal tersebut terjadi akibat adanya penurunan jumlah pohon, penggundulan hutan, dan dampak gangguan alam lain. Penyerap (carbon sink) sangat berperan penting dalam siklus karbon. Penyerap karbon merupakan cara untuk mengimbangi kenaikan emisi karbon.
Penyerapan karbon merupakan proses penyerapan karbon dari atmosfer. Penyerapan dilakukan oleh alam, yaitu hutan, tanah, samudera yang dilakukan dengan siklus berkesinambungan. Tujuan adalah mencegah terjadinya efek rumah kaca.
Namun, para peneliti mengatakan bahwa ada tiga masalah yang mengakibatkan penurunan penyerapan karbon di Eropa. Saat ini penyerapan karbon di Eropa sudah mencapai titik saturasi.
Pertama, adalah adanya penurunan jumlah pohon sehingga penyerapan kadar karbondioksida pun mengalami penurunan. Kedua, penggunaan lahan yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan tingginya perusakan hutan (deforestation). Ini menyebabkan kadar karbondioksida di atmosfer kian meninggi. Masalah terakhir, adanya gangguan alam, misalnya kebakaran, juga dapat meningkatkan emisi CO2.
Aktivitas Manusia Penyebab Meningkatkan Emisi Karbondioksida
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia, yaitu pertukaran karbon antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Sejak terjadi Revolusi Industri pada abad ke-18 silam, aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan fungsi lahan, dapat mengubah siklus karbon di atmosfer. Penggunaan bahan bakar fosil mengakibatkan meningkatnya emisi karbon yang sebelumnya berada di lapisan geosfer kemudian disebarkan ke lapisan atmosfer.
Perubahan penggunaan fungsi lahan, misalnya semakin meningkatnya urbanisasi dan deforestation, berdampak pada perusakan lapisan biosfer seperti udara, daratan, dan air . Perubahan penggunaan fungsi lahan ini juga bisa menyebabkan terjadinya erosi dan banjir.
Seorang penulis dari universitas dan pusat penelitian Wagenigen Belanda, Gert-Jan Nabuurs, mengatakan bahwa saturasi karbon tersebut terjadi pada titik saat penyerapan karbon secara alami tidak dapat lagi mengimbangi penyerapan karbon dari atmosfer yang berasal dari aktivitas manusia.
Menurut Nabuurs, selama beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan emisi CO2 terutama di negara-negara berkembang seperti Cina, India, dan Brasil. Kesimpulan penelitian tersebut bertentangan dengan laporan negara mengenai hutan di Eropa pada tahun 2011 silam yang menunjukkan jumlah hutan di Eropa mengalami peningkatan.
Dalam laporan tersebut menyebutkan hampir setengah dari lahan hutan di Eropa saat ini ditutupi oleh pohon yang mampu menyerap menyerap hampir 10% emisi gas rumah kaca setiap tahunnya, namun tingkat kekuatan hutan dalam menyerap gas karbon, di Eropa masih melambat. (bbc.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...