Penyintas Berkumpul Peringati 75 Tahun Pembebasan Auschwitz
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Ratusan korban Holocaust serta delegasi pemerintah dunia berkumpul di kamp konsentrasi Auschwitz pada peringatan 75 tahun pembebasannya. Kelompok-kelompok Yahudi mendesak Jerman supaya berbuat lebih banyak untuk memerangi anti-Semitisme.
Lebih dari 200 penyintas dan delegasi Holocaust dari lebih dari 50 negara telah berkumpul di lokasi bekas kamp konsentrasi Nazi Auschwitz-Birkenau pada hari Senin (27/1) untuk memperingati 75 tahun pembebasan kamp oleh pasukan Soviet.
Peringatan tahun ini mungkin peringatan besar terakhir di mana begitu banyak penyintas dapat hadir.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengundang tiga orang yang selamat di Berlin pada pagi hari sebelum melakukan perjalanan bersama mereka ke lokasi kamp di Polandia.
Hermann Hollenreiter, Peter Gardosch dan Pavel Tussig dikirim ke Auschwitz saat anak-anak. Mereka adalah tamu kehormatan di kediaman resmi presiden Jerman, Istana Bellevue di Berlin.
Presiden Kongres Yahudi Dunia, Ronald Lauder, mengatakan kepada DW bahwa "pidato tidak cukup untuk menghentikan anti-Semitisme." Dia menyalahkan internet karena menyebarkan kebencian terhadap orang-orang Yahudi, dan menyerukan undang-undang yang lebih keras untuk menindak kejahatan kebencian.
"Kami harus menghentikan itu. Sayangnya sebagian besar pemerintah hanya berbicara, mereka tidak melakukannya," katanya.
Presiden Polandia Andrzej Duda menjadi tuan rumah peringatan tersebut, meskipun pidato utama pada acara itu akan disampaikan oleh para penyintas Holocaust.
"Orang-orang dipandang seperti domba yang akan disembelih," kata Duda dalam sambutannya, menyebut bekas kamp konsentrasi sebagai "pabrik kematian."
"Di tempat lain tidak ada pemusnahan yang dilakukan dengan cara yang sama," katanya, menyebut Holocaust kejahatan paling mengerikan dalam sejarah.
"Kebenaran tentang Holocaust tidak boleh mati," tambah Duda. "Saya memiliki hak istimewa dan kehormatan memperbarui kewajiban Polandia ... untuk memelihara ingatan dan menjaga kebenaran tentang apa yang terjadi di sini."
Upacara resmi berlangsung di depan "Gerbang Kematian" yang terkenal, yang dilewati para korban sebelum dibunuh.
Di antara yang selamat adalah perwakilan dari Amerika Serikat, Kanada, Israel, Australia, dan beberapa negara Eropa. Presiden Israel Reuven Rivlin juga hadir, kurang dari seminggu setelah menjadi tuan rumah World Holocaust Forum di Yerusalem, yang juga dihadiri Presiden Steinmeier.
"Hari ini kita mendengar suara-suara yang menyebarkan kebencian, di internet, di jalan dan di pusat-pusat kekuatan politik ... Tugas kita adalah memerangi anti-Semitisme, rasisme, dan nostalgia fasis, kejahatan kejam yang ... mengancam menggerogoti fondasi demokrasi kita," kata Rivlin kepada wartawan di sebuah tempat di dekat kamp, menjelang upacara.
Keluarga kerajaan Belgia, Spanyol dan Belanda juga hadir, serta delegasi dari Rusia. Tentara Merah Rusia Soviet membebaskan kamp itu pada Januari 1945.
Peringatan ini berlangsung di tengah kekhawatiran meningkatnya anti-Semitisme di Eropa dan di seluruh dunia.
"Ketika Anda memiliki infeksi kecil di jari Anda, Anda tidak menunggu sampai seluruh tangan Anda memiliki gangren untuk melawan infeksi. Hal yang sama berlaku untuk anti-Semitisme," kata kepala rabi Polandia Michael Schudrich sebelum upacara.
Lebih dari 1 juta orang, kebanyakan dari mereka orang Yahudi, dibunuh di kamp Auschwitz-Birkenau di Polandia yang diduduki Nazi sebelum dibebaskan pada Januari 1945. Ribuan orang Polandia, tawanan perang Soviet, Gipsi (Roma) dan kelompok-kelompok teraniaya lainnya juga tewas di sana.
Nazi Jerman membunuh sekitar enam juta orang Yahudi dalam kampanye untuk mendominasi ras dan bangsa lain. (dw.de/bbc.com)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...