Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:20 WIB | Sabtu, 11 Januari 2025

Peraih Nobel, Malala Yousafzai, Akan Hadiri Pertemuan Pendidikan di Pakistan

Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, menyampaikan Ceramah Tahunan Nelson Mandela ke-21 di Teater Johannesburg di Johannesburg pada 5 Desember 2023. (Foto: dok. AFP)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Peraih Nobel Perdamaian asal Pakistan, Malala Yousafzai, akan menghadiri pertemuan puncak tentang pendidikan anak perempuan yang diselenggarakan oleh negara asalnya Pakistan, tempat ia hampir dibunuh oleh militan saat masih bersekolah.

Seorang juru bicara untuk lembaga amal Malala Fund miliknya mengonfirmasi kepada AFP bahwa ia akan menghadiri pertemuan puncak tersebut secara langsung pada hari Minggu (12/1).

Sebelumnya Malala Yousafzai pernah bertemu dengan para korban banjir musim hujan yang dahsyat di Pakistan, dalam kunjungan kedua ke negara asalnya sejak ditembak oleh Taliban satu dekade lalu.

Banjir dahsyat musim panas ini membuat sepertiga wilayah Pakistan terendam air, membuat delapan juta orang mengungsi, dan menyebabkan kerugian sekitar US$28 miliar.

Pihak berwenang juga tengah memerangi krisis kesehatan akibat malaria, demam berdarah, dan kekurangan gizi yang telah melanda para korban banjir yang tinggal di ribuan kamp darurat di seluruh negeri.

Yousafzai mengunjungi kamp-kamp di provinsi pedesaan Sindh, tempat ia bertemu dengan para perempuan yang telah melarikan diri dari desa mereka yang terendam, dan menggambarkan mereka sebagai "sangat berani," menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor kepala menteri provinsi.

Ia juga menyampaikan kekhawatirannya atas dampaknya terhadap pendidikan, dengan dua juta anak kehilangan kelas dan 12.000 sekolah rusak.

Yousafzai baru berusia 15 tahun ketika Taliban Pakistan – sebuah kelompok independen yang memiliki ideologi yang sama dengan Taliban Afghanistan – menembak kepalanya karena kampanyenya untuk pendidikan anak perempuan di Lembah Swat.

Ia diterbangkan ke Inggris untuk menjalani perawatan yang menyelamatkan nyawa dan kemudian menjadi advokat pendidikan global dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian termuda.

Kelompok militan, yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), melancarkan pemberontakan selama bertahun-tahun yang berakhir dengan tindakan keras militer besar-besaran pada tahun 2014.

Namun kelompok tersebut telah bangkit kembali di wilayah tersebut sejak Taliban kembali berkuasa di Kabul tahun lalu, dengan ribuan orang berunjuk rasa pada hari Selasa terhadap memburuknya keamanan. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home