Perang Dagang AS-China Picu Eksodus Produksi 15-30 Persen
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Raksasa teknologi Amerika dilaporkan telah minta kepada pemasok-pemasoknya yang utama, khususnya produsen yang berbasis China tetapi asal Taiwan, untuk mempertimbangkan memindahkan 15 sampai 30 persen dari produksi mereka keluar dari China guna menghindari tariff lebih tinggi yang diberlakukan pada produk-produk dari China oleh Amerika.
Migrasi fasilitas produk ini, yang menurut analis sudah berlangsung, akan merugikan margin keuntungan raksasa teknologi itu, serta juga kehilangan lapangan pekerjaan besar di China.
Ditambahkan, peralihan seperti itu juga sudah berlangsung tahun lalu di kalangan pemasok teknologi yang berbasis di China dan trend ini akan berlangsung terus apabila perang dagang di antara kedua ekonomi terbesar itu terus menyaksikan eskalasi.
“Selama tahun lalu, menurut pemahaman saya, produsen di sektor teknologi informasi, misalnya, pemasok Taiwan yang berbasis di China dari komputer dan elektronik lain telah pindah secara cepat dan melakukan relokasi fasilitas perakitan mereka di luar China,” demikian menurut Sean Kao, manajer penelitian di IDC Taiwan, seperti dilansir VOA, Selasa (25/6).
Bisnis teknologi seperti Apple terperangkap dalam ajang tempur perdagangan Amerika China, serta dihadapkan pada ancaman pungutan pajak yang tinggi atas produk mereka yang dibuat di China dan diekspor ke Amerika.
Mengutip sumber-sumber anonym, Nikkei Asian Review melaporkan minggu lalu, Apple merencanakan pemindahan produksi guna menghindari ancaman seperti itu. Menurut laporan itu, Apple sudah minta perakit IPhone seperti Foxconn Technology, Pegatron, dan Wistron, untuk meng-kaji kembali biaya pemindahan fasiltas perakitan mereka, yang mem-produksi IPhones di China, ke negara-negara Asia Tenggara.
Sejauh ini Apple belum memberi komentar publik sehubungan laporan ini.
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...