Perang di Sudan, 3 Juta Anak Tidak Bersekolah
NEW YORK CITY , SATUHARAPAN.COM – Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF) hari Selasa (12/1) mengatakan, 51 persen anak-anak antara usia enam hingga 15 tahun di Sudan Selatan tidak bersekolah, demikian yang diberitakan voaindonesia.com
Hampir satu dari empat anak-anak tumbuh di daerah konflik yang tidak bersekolah, menurut kantor PBB anak-anak (Unicef): total 24 juta anak di 22 negara yang terkena dampak konflik.
Penelitian menunjukkan, Sudan Selatan memiliki jumlah tertinggi anak yang tidak bersekolah yakni, di 51 persen; Niger berikut, pada 47 persen; kemudian Sudan, 41 persen; dan Afghanistan, 40 persen.
Menurut laporan dewan rakyat Sudan bidang pendidikan dan Unicef September 2015 yang dikutip dari dabangasudan.org, ada tiga juta anak usia 5 sampai 13 tahun di Sudan yang tidak bersekolah.
Negara ini, mengalami perang saudara selama lebih dari dua tahun yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan lebih dari dua juta orang terpaksa mengungsi. Hampir separuh dari 11 juta penduduk di negara itu membutuhkan bantuan kemanusiaan.
UNICEF menganalisa 22 negara, baik yang terpuruk atau terkena dampak konflik. UNICEF mengatakan secara keseluruhan, hampir satu dari empat anak usia sekolah di negara-negara tersebut, tidak mendapatkan pendidikan.
UNICEF mengatakan anak-anak, yang kehilangan rumah, teman-teman dan anggota keluarga itu, bahkan tidak mendapatkan pendidikan dasar baca dan tulis, dan mungkin tidak dapat berkontribusi kepada masyarakat dan perekonomian negara tersebut ketika dewasa nanti.
40.000 Orang di Sudan Selatan Terancam Kelaparan
Sementara itu, “sedikitnya 40.000 orang di sejumlah zona perang di Sudan Selatan terancam kelaparan, “ kata PBB, Senin (8/2), menyerukan para pasukan saingan untuk mengizinkan bantuan masuk.
Angka yang dicantumkan dalam laporan PBB menggambarkan, beberapa kondisi terburuk akibat perang saudara
selama dua tahun yang ditandai dengan kekejaman dan tuduhan kejahatan perang, termasuk pemblokiran pasokan makanan.
“Kondisinya semakin memburuk,” kata PBB, dengan lebih dari 2,8 juta atau hampir seperempat dari penduduk negara itu membutuhkan bantuan.
“Hampir 25 persen penduduk negara itu membutuhkan bantuan pangan, dan sedikitnya 40.000 orang di ambang kelaparan, “ kata Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO), badan anak-anak PBB UNICEF dan Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) dalam pernyataan gabungan, seperti yang dikutip dari AFP.
“Sejumlah keluarga sudah mengupayakan segala cara untuk bertahan hidup tapi sekarang mereka sudah kehabisan pilihan, “ kata perwakilan UNICEF di Sudan Selatan Jonathan Veitch.
Banyak wilayah yang paling membutuhkan bantuan tidak bisa dijangkau, karena situasi keamanan. Mendapatkan akses tanpa batas sangat penting bagi kami sekarang. Peringatan tersebut disampaikan tiga bulan setelah peninjauan kelaparan terakhir yang dibantu PBB, yaitu lapora Integrated Food Security Phase Classification (IPC).
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...