Perceraian Meningkat di Tiongkok Akibat Media Sosial
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Penggunaan media sosial yang semakin berkembang di Tiongkok dituding menjadi salah satu penyebab dari meningkatnya perceraian, seperti disebut dalam sebuah laporan kantor hukum setempat.
Selama beberapa tahun belakangan tingkat perceraian meningkat di negara itu, dengan angka 2 persen tahun 1970-an namun kini mencapai satu dari empat perkawinan.
Laporan kantor hukum Shuangli di Beijing -yang antara lain menangani kasus perceraian- menyebut 9 dari 10 perceraian mencakup pertengkaran yang dipicu oleh media sosial.
Salah seorang pengacara di kantor hukum Shuangli, Liu Lin -seperti dikutip media resmi, Xin Hua mengatakan pasangan yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ngobrol di internet dan bukan ngobrol antara mereka berdua, menghadapi risiko untuk bercerai.
Para pengamat berpendapat peningkatan perceraian mencerminkan modernisasi di kalangan masyarakat Tiongkok.
Pasangan di kota-kota besar memiliki lebih banyak pilihan dan memiliki harapan yang lebih tinggi sementara mereka tidak terlalu khawatir lagi atas pandangan masyarakat.
Bagaimanapun reaksi di media sosial atas laporan tersebut beragam, seperti dilaporkan wartawan BBC untuk kawasan Asia timur.
Ada yang berpendapat bahwa menyalahkan media sosial sebagai penyebab perceraian sebagai omong kosong, sedang yang lainnya mengatakan kalau seseorang mencari teman di internet maka memang sudah ada masalah dalam perkawinan bersangkutan.
Laporan itu juga mengangkat masalah lain, yang disebut 'perceraian palsu' sebagai cara untuk mengakali peraturan dalam kepemilikan barang dan pendidikan.
Mereka mengutip satu pasangan yang ingin mendapatkan dokumen kediaman di Beijing agar anak mereka dapat masuk sekolah di ibu kota. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...