Percy Sledge, Penyanyi “When a Man Loves a Woman” Meninggal
LOUISIANA, SATUHARAPAN.COM – Percy Sledge, penyanyi R&B yang terkenal sebagai pembawa lagu klasik When a Man Loves a Woman, meninggal dunia Selasa (14/4) di Louisana, pada usia 74 tahun.
Dr William "Beau" Clark, ahli jantung East Baton Rouge Parish, mengonfirmasikan kepada Associated Press bahwa Sledge meninggal dunia Selasa pagi, sekitar satu jam setelah tengah malam, akibat usia lanjut di sebuah panti perawatan.
When a Man Loves a Woman, lagu yang sangat terkenal dan diluncurkan 1966, adalah lagu pertama Sledge, sebuah lagu balada soul, yang bercerita mengenai cinta yang buta dihantui dengan rasa takut dan dihiasi dengan emosi yang melimpah.
When a Man Loves a Woman merupakan lagu hit yang menduduki puncak tangga lagu-lagu yang pertama kali dari Kota Muscle Shoals di Alabama, kemudian melejitkan nama Aretha Franklin, dan membuahkan rekaman piringan emas pertama untuk Atlantic Records.
Sledge, seperti dilaporkan voaindonesia.com, tak pernah absen membawakan lagu tersebut sepanjang karier turnya di AS, Eropa, dan Afrika Selatan, yang mengantarnya tampil dalam 100 pertunjukan dalam satu tahun. Namanya diabadikan dalam Rock and Roll Hall of Fame pada 2005.
Lagu When a Man Loves a Woman menjadi lagu favorit pada pesta-pesta pernikahan. Sledge sendiri pernah menyanyikannya pada upacara pernikahan musisi dan aktor Steve Van Zandt. Lagu itu muncul di film-film Hollywood, di antaranya The Big Chill, The Crying Game, dan pada 1994 menjadi judul drama yang dibintangi oleh Meg Ryan.
When a Man Loves a Woman dirilis ulang setelah tampil di film perang Vietnam Platoon arahan Oliver Stone pada 1987 dan mencapai nomor 2 di Inggris. Michael Bolton menyanyikan ulang lagu ini dan membawanya kembali ke puncak tangga lagu pada 1990an, bahkan mengantarnya meraih Penghargaan Grammy. Majalah Rolling Stone mendudukkan lagu ini di posisi 53 pada daftar lagu terbaik sepanjang waktu.
Sledge mencatat beberapa lagu terkenal lain antara 1966 dan 1968, termasuk Warm and Tender Love, It Tears Me Up, Out of Left Field, dan Take Time to Know Her. Ia kembali di tahun 1974 dengan I'll Be Your Everything.
Pemetik Kapas
Sebelum sukses di dunia musik, Sledge bekerja di perkebunan kapas di kota asalnya, Leighton, Alabama, kemudian bekerja di sebuah rumah sakit di Sheffield. Seorang pasien di RS tersebut mendengar ia menyanyi saat bekerja dan merekomendasikan namanya kepada produser Quin Ivy. Sledge, seperti ditulis nytimes.com, menyalurkan bakat menyanyinya di paduan suara gereja.
Dalam dokumenter tahun 2013 "Muscle Shoals", Sledge mengenang saat ia merekam lagu hit pertamanya, "Saat datang ke studio, saya gemetaran. Saya takut."
Komposisi lagu ini telah lama menjadi misteri. Diduga Sledge, yang kemudian dijuluki King of Slow Soul itu menulis lagu ini sendiri. Sledge mengatakan ia terinpirasi oleh seorang kekasih yang meninggalkannya untuk mengejar karier modeling setelah Sledge kehilangan pekerjaan pada 1965, tapi ia memberi kredit penulisan lagu itu kepada dua rekannya dari band Esquires, bassist Calvin Lewis dan pemain organ Andrew Wright, yang membantunya menulis lagu tersebut.
Pada April 1994, Sledge mengaku bersalah di pengadilan federal atas penghindaran pajak dan mendapat hukuman enam bulan di sebuah pusat rehabilitasi. Ia menjalani masa percobaan selama lima tahun dan diperintahkan membayar utang pajaknya beserta denda sebesar $96.000 (setara Rp 1,244 miliar).
Sledge, seperti dikatakan agen dan manajernya, Mark Lyman, kepada nytimes.com, menjalani operasi untuk kanker hati Januari tahun lalu, namun tak lama sesudahnya kembali menjalani tur konsernya.
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...