Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 11:13 WIB | Sabtu, 04 September 2021

Perempuan Afghanistan Demonstrasi Tuntut Hak-hak Mereka

Perempuan berkumpul untuk menuntut hak-hak mereka di bawah pemerintahan Taliban selama protes di Kabul, Afghanistan, hari Jumat (3/9). Saat dunia mengamati dengan seksama petunjuk tentang bagaimana Taliban akan memerintah, perlakuan mereka terhadap media akan menjadi indikator kunci, bersama dengan kebijakan mereka terhadap perempuan. Ketika mereka memerintah Afghanistan antara tahun 1996-2001, mereka memaksakan interpretasi Islam yang keras, melarang anak perempuan dan perempuan dari sekolah dan kehidupan publik, dan secara brutal menekan perbedaan pendapat. (Foto: AP/Wali Sabawoon)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Sekelompok kecil perempuan Afghanistan memprotes di dekat istana presiden di Kabul pada hari Jumat (3/9). Mereka menuntut hak yang sama dari Taliban ketika penguasa baru Afghanistan bekerja untuk membentuk pemerintahan dan mencari pengakuan internasional.

Taliban merebut sebagian besar negara itu dalam hitungan hari pada bulan lalu dan merayakan kepergian pasukan Amerika Serikat terakhir setelah 20 tahun perang. Sekarang mereka menghadapi tantangan mendesak untuk mengatur negara yang dilanda perang yang sangat bergantung pada bantuan internasional.

Taliban telah menjanjikan pemerintah yang inklusif dan bentuk pemerintahan Islam yang lebih moderat daripada ketika mereka terakhir memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001. Tetapi banyak orang Afghanistan, terutama perempuan, sangat skeptis dan takut akan kemunduran hak-hak yang diperoleh selama dua dekade terakhir.

Protes di Kabul adalah protes perempuan kedua dalam beberapa hari, yang lainnya diadakan di kota Herat. Sekitar 20 perempuan dengan mikrofon berkumpul di bawah pengawasan orang-orang Taliban bersenjata, yang membiarkan demonstrasi berlanjut.

Para perempuan menuntut akses ke pendidikan, hak untuk kembali bekerja dan peran dalam mengatur negara. “Kebebasan adalah motto kami. Itu membuat kami bangga,” baca salah satu tanda mereka.

Seorang pejuang Taliban memberanikan diri ke kerumunan pada satu titik, tetapi saksi mata mengatakan dia marah pada para pengamat yang berhenti untuk melihat demonstrasi, tetapi bukan para pengunjuk rasa itu sendiri.

Taliban mengatakan perempuan akan dapat melanjutkan pendidikan dan bekerja di luar rumah, hak-hak perempuan ditolak ketika militan terakhir berkuasa. Tetapi Taliban juga telah bersumpah untuk memberlakukan Syariah, atau hukum Islam, tanpa memberikan rincian. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home