Perempuan AS Jual Rambut Hingga Sel Telur
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Krisis ekonomi yang tengah dialami masyarakat Amerika Serikat (AS) membuat sebagian warga golongan menengah ke bawah, khususunya kaum perempuan untuk merelakan rambut, Air Susu Ibu (ASI), ginjal hingga sel telur mereka untuk dijual secara online.
Menurut Kepala Analisis Pasar di ConvergEx Group New York, Nicholas Colas, dalam dua kuartal sejak awal 2011, kata "rambut," "telur," atau "ginjal" telah menjadi kata kunci yang paling banyak muncul dalam pencarian di Google. "Saya ingin menjual ... ," kata Nicholas Colas kepada bloomberg.com, pada Selasa kemarin (15/10).
"Fakta bahwa mereka mengeksplorasi organ tubuh, ini menunjukkan bahwa masih banyak orang khawatir tentang prospek keuangan mereka," kata Nicholas Colas menambahkan.
Seperti dilansir nydailynews, banyak perempuan dari kalangan kelas menengah berjuang untuk mempertahankan standar hidup yang layak bagi anak-anak mereka sejak lima tahun lalu, setelah terjadi Depresi Perekonomian AS. Meskipun menjual ginjal, rambut, sel telur maupun ASI merupakan ilegal atau melanggar hukum di AS. Namun, dalam beberapa kasus penjualan organ ini justru memberikan keuntungan memadai bagi sebagian orang.
Perempuan Muda
Asisten pemasaran di Shady Grove Fertility Center, Ali Williams membenarkan bahwa perempuan muda berusia rata-rata 27 tahun akan mendapatkan donasi hingga 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 78 juta untuk setiap penjualan sel telurnya.
Menurut Williams, karena donasi sel telur memakan waktu dan invasif, maka kebanyakan pendonor sangat termotivasi oleh altruisme (untuk kepentingan orang lain) dari pada persoalan uang tunai.
“Menjual rambut juga menjadi prospek yang menguntungkan. Rambut yang masih asli atau belum pernah mendapatkan tindakan kecantikan rambut seperti terpapar cat, diluruskan atau dikeriting akan dibayar lebih tinggi. Apalagi jika pemiliknya bukan perokok. Ini bisa menghasilkan uang lebih dari Rp 12 juta,” ungkap Ali Williams menambahkan.
Menurut Ali Williams, para pemilik rambut bahkan mengiklankan rambut mereka sendiri. "Aku memiliki rambut cokelat medium dengan panjang sekitar 12 inci dan diameter 3 inci. Aku makan makanan yang baik secara teratur dan berolahraga ditambah rajin minum multivitamin setiap hari, tidak merokok, minum atau memakai narkoba," kata Ali Williams menyebutkan salah satu iklan online.
Sementara itu, untuk penjualan ASI memang bukan suatu hal baru. Pada prinsipnya penjualan ASI bertujuan membantu ibu-ibu yang baru melahirkan yang kurang memproduksi ASI dengan bantuan Bank ASI. Namun kini, ibu lebih mungkin dan menyukai menjual ASI langsung kepada yang membutuhkan tanpa perantara Bank ASI, seperti situs OnlyTheBreast.com yang memungkinkan ibu menjual ASI langsung melalui iklan baris online.
"Pada bulan pertama saya bisa mendapatkan 1.200 dollar AS (Rp 13,5 juta)," kata Desiree Espinoza, salah satu pendonor ASI.
Menurut Badan Pengawasan Makanan dan Obat AS, pihaknya tidak mengatur perdagangan ASI, tetapi lembaga itu menyarankan agar para calon pembeli ASI untuk membeli ASI hanya melalui Bank ASI. Dalam Asosiasi Bank ASI Amerika Utara, mereka menyediakan susu melalui proses pemeriksaan untuk mencegah penyakit dan kontaminasi lainnya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...