Perempuan Pakistan Dibunuh Kerabat Karena Menikah dengan Pria Pilihannya
LAHORE, SATUHARAPAN.COM - Seorang perempuan Pakistan yang tengah hamil tiga bulan dilempari dengan batu bata sampai meningga oleh anggota keluarganya sendiri pada hari Selasa (27/5), karena menikah dengan pria pilihannya. Demikian dikapatan polisi setempat seperti dikutip AFP.
Farzana Iqbal (25 tahun) diserang di luar Pengadilan Tinggi Lahore oleh sekitar 30 orang, termasuk kakak dan ayahnya, kata peneliti senior, Rana Akhtar, kepada AFP.
Dia di pengadilan untuk membela suami barunya terhadap tuduhan yang dibuat oleh keluarganya, bahwa dia telah menculiknya dan memaksanya untuk menikah dengannya.
Sekitar 30 orang menyerangnya, Akhtar. " Kakak pertama melepaskan tembakan dengan senapan tetapi luput. Farsana mencoba melarikan diri tapi jatuh," kata penyidikââ. "Para kerabat menangkapnya dan kemudian memukulinya sampai mati dengan batu bata."
Mohammad Mushtaq, pejabat polisi lainnya, mengkonfirmasi insiden itu. Mushtaq mengatakan polisi telah membuka penyelidikan awal setelah pengaduan oleh suami Farzana, Iqbal, yang juga memiliki istri lain.
Pengacara Farzana, Rao Mohammad Kharal, kepada AFP mengatakan, "Farzana ada di sini untuk memberitahu pengadilan bahwa dia menikah pilihannya sendiri."
Banyak perempuan Pakistan tidak memiliki suara dalam hal dengan siapa mereka menikah, dan tidak mematuhi keinginan kerabat diyakini membawa malu pada seluruh keluarga.
Tahun lalu 869 perempuan meninggal dalam kasus yang disebut "pembunuhan demi kehormatan" menurut Komisi Hak Asasi Manusia independen Pakistan.
"Kejahatan semacam itu bertahan karena impunitas yang dinikmati oleh para pelaku pembunuhan," kata komisi itu dalam sebuah laporan. Lembaga itu mencatat bahwa undang-undang uang darah Pakistan mengizinkan kerabat untuk memaafkan pelaku, dan sebagian besar pembunuh adalah anggota keluarga korban.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...