Perempuan Pengusaha Robot Gembira Kembangkan Talenta Tuhan
TANGERANG SELATAN, SATUHARAPAN.COM – Robot dalam kehidupan sehari-hari biasanya identik dengan membantu proses industri di pabrik.
Namun bagaimana jika robot membantu seseorang mengembangkan talenta dan kegembiraan banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, mungkin seperti itu yang dikemukakan Pendiri dan Pemilik Rumah Robot Indonesia, Jully Tjindrawan dalam perbincangan dengan satuharapan.com, di Gedung Panin Dai Ichi Life Insurance, Ruko Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, hari Sabtu (2/4).
Jully menjelaskan di awal dia memulai bisnis robot dia tidak mau bersentuhan dengan teknologi namun dengan bisnis robot yang dia kembangkan ternyata bermanfaat dan dapat menjadi saluran berkat bagi banyak anak-anak yang ingin mempelajari sains.
Selepas Sekolah Menengah Atas (SMA) Jully melanjutkan studinya di Fresno State University, Amerika Serikat, pada tahun 1990. Ingin memperdalam bidang keuangan dan pemasaran, kemudian ia melanjutkan studi pasca sarjana di National University, San Diego, Amerika Serikat, tahun 1993 dan memperoleh gelar masternya pada tahun 1995.
Jully menceritakan dahulu dia tidak menyenangi hal-hal berbau teknologi, karena saat dia menjalani studi di Amerika Serikat, dia mengerjakan karya ilmiah di perguruan tinggi dengan menulis tangan. “Kalau gadget dan teknologi I don’t really like it (saya tidak suka hal tersebut, red),” kata Jully.
Bahkan sejak kembali ke Indonesia, Jully mengemukakan bahwa dia belum paham terlalu banyak tentang teknologi karena bisnis Jully yang lain – kursus bahasa Inggris di dekat rumahnya, dan tekstil di Tanah Abang – tidak terlalu membutuhkan teknologi.
Namun, kata Jully, Tuhan memiliki rencana unik karena Jully memiliki ide membuka bisnis kursus di bidang sains.
“Waktu itu masih jarang ada kursus di bidang sains untuk anak-anak,” kata dia.
Jully menceritakan saat dia melakukan pemesanan alat-alat kursus di bidang sains lewat telepon, dia merasa terkejut saat mendapati ada robot diantara barang-barang di bidang sains yang dia pesan tersebut, dia mengalami kebingungan.
“Jadi, I got shock (saya terkejut, red), saya paling benci teknologi dan robot seperti ini. Saya sempat berpikir robot ini dimasukkin aja gudang, nggak usah dipikirin lagi. Tapi saya berpikir kalau saya menyerah (tidak tahu robot diapakan, red) banyak yang akan kecewa, karena di gereja aja saya ngasih motivasi, kok saya menyerah,” kata Jully.
Jully menyebut bahwa robot merupakan karunia dan talenta dari Tuhan yang tidak dia sadari, karena saat dia sempat berpikir untuk menutup bisnis kursus sains tersebut, justru banyak pemimpin perusahaan swasta terkemuka yang menghubunginya secara pribadi untuk mendukung bisnis tersebut.
“Karena kalau robot sudah stop, saya pikir saya tidak akan teruskan bisnis lainnya ternyata nggak, karena Tuhan membuat bisnis itu makin besar lagi, jadi buat saya tidak mau terus menerus mengeluh, dan bagi saya lebih baik jalani saja bersuka cita,” kata dia.
Jully mengemukakan bahwa dia berprinsip hidup bahwa berdasar bimbingan Tuhan, jalan hidup seseorang harus terus keep on going (maju terus).
“Karena Tuhan menunjukkan jalan kepada saya, dan ujungnya adalah strong (memiliki kekuatan dan sukacita,red),” dia menambahkan.
Buku Robot Is My Friend
Kisah sukses Jully di bidang robot dia tuliskan dalam buku “Robot Is My Friend”, Jully menceritakan bahwa robot yang memiliki pengaruh cukup positif dalam membantu pendidikan di Indonesia.
Jully menjelaskan, bahwa robot memiliki pengaruh dalam pembelajaran bagi anak-anak atau mereka yang memiliki kebutuhan khusus karena dapat membantu imajinasi dan membangkitkan semangat yang berkebutuhan khusus.
Dia menceritakan beberapa tahun yang lalu, saat dia mengadakan festival khusus antara robot bersama dengan anak-anak berkebutuhan khusus di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, dia sempat terharu menyaksikan robot membantu anak-anak berkebutuhan khusus termotivasi untuk menggambar.
“Jadi robot itu bergerak membuat lukisan atau menggambar di atas kertas besar, anak-anak itu (berkebutuhan khusus, red) mau mengikuti gerakan robot itu, dan ada kegembiraan dari anak-anak itu,” kata dia.
Jully menjelaskan pernah mendapat berbagai penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) antara lain Rumah Robot Pertama di Indonesia, Workshop Robotik Dengan Peserta Terbanyak, Robot Pertama yang Menggunakan Hasil Kerajinan dan Budaya Tanah Air Indonesia, dan Lukisan Terpanjang oleh Anak-anak Berkebutuhan Khusus dengan Bantuan Robot.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...