Perempuan Pertama Berlayar Seorang Diri Jepang - Alaska
SATUHARAPAN.COM - Sarah Outen (28), penjelajah asal Inggris, mencatatkan diri sebagai perempuan pertama yang mendayung seorang diri dari Jepang menuju Alaska. Outen, seperti bisa dibaca di The Guardian, berhasil menjejakkan kaki di kota kecil di Kepulauan Aleutian setelah 150 hari berlayar di laut dengan kapalnya, Happy Socks. Lima kali terbalik dan sempat bertunangan, menjadi catatan pengalaman paling tak terlupakan selama penjelajahan itu.
”Menjalani kehidupan berbulan-bulan di Samudra Pasifik sungguh pengalaman paling hebat dan tak akan terlupakan. Sungguh pengalaman yang cemerlang sekaligus sangat keras. Namun, yang jelas, sangat istimewa,” katanya kepada Associated Press.
Outen merayakan keberhasilannya dengan sebotol champagne di Adak, Alaska. Ia segera menyapa warga lokal dan menyalami pendukung aktivitasnya. Saat itu, seperti diberitakan Anchorage Daily News, menjadi kontak pertamanya dengan sesama manusia setelah hampir lima bulan menjalani kehidupan seorang diri.
Menjelajah Dunia
Outen mengawali penjelajahannya dari Choshi, Jepang, pada 27 April, menempuh perjalanan sejauh 3.750 mil laut. Mendayung seorang diri melintasi Pasifik itu merupakan bagian dari rencana besarnya menjelajah dunia dengan mendayung perahu, kayak, dan bersepeda.
“Aku bertekad sekuat tenaga, menyiapkan fisik dan mental, untuk bisa menjejakkan kaki di Alaska. Baru terasa tubuh dan pikiranku terkuras,” ujarnya.
Pada Senin petang, Outen yang sudah mendekati setengah mil menuju pantai, tiba-tiba angin kencang mendorongnya menuju karang pantai. Tim darat yang mendukung penjelajahannya, memutuskan menyelamatkannya dengan menariknya menuju Adak, kota pelabuhan kecil.
Sepanjang penjelajahannya bersama Happy Socks, Outen mengaku lima kali terbalik. Ia harus memerangi perasaan kesendiriannya dengan selalu menyibukkan diri. Pengalaman tak terlupakan lain adalah nyaris menabrak kapal kargo karena radarnya tidak bekerja dengan baik saat ia berperang melawan kedinginan dan pekatnya malam.
Menyaksikan langsung satwa di habitatnya seperti albatros dan ikan paus, menjadi pemandangan berharga tiada tandingannya bagi Outen, lulusan biologi Oxford University. Dikelilingi hiu saat mendayung juga menjadi kenangan lain yang sulit dilupakannya.
Bukan Pertama
Rencana awal Outen sebetulnya membidik Kanada. Namun, menghadapi cuaca yang tidak bersahabat, ia mengubah rutenya menjadi Jepang - Alaska.
Tahun yang akan datang, ia menjadwalkan kembali ke Adak bersama rekan satu tim, Justin Curgenven, untuk melanjutkan penjelajahan dengan kayak menuju daratan Alaska. Ia kemudian akan berkeliling Kanada dan Amerika Utara sebelum memulai mendayung lagi dalam pelayaran melintasi Samudra Atlantik menuju Britania.
Penjelajahan kali ini sebetulnya bukan yang pertama dilakukan Outen. Upayanya yang pertama menempuh jarak Jepang - Alaska kandas pada 2012. Badai tropis mengubur ambisinya dan ia terpaksa diselamatkan di wilayah perairan Jepang.
Sebelum itu, Outen sudah mengantongi catatan prestasi sebagai sosok paling muda pertama, dan perempuan, yang berlayar mendayung perahunya melintasi Lautan Hindia pada 2009, menempuh jarak Australia ke Mauritius.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...