Peres Dukung Isaac Herzog Jadi PM Israel
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Mantan Presiden Israel Shimon Peres, Kamis (12/3), mendukung Ketua Partai Buruh Isaac Herzog untuk mencalonkan diri sebagai perdana menteri, lima hari sebelum pemilu.
“Saya mendukung Herzog menjadi perdana menteri,” kata Peres, yang merupakan anggota sekaligus pemimpin Partai Buruh.
“Saya sudah mengenal Herzog dan keluarganya bertahun-tahun, saya sudah melihat kinerja luar biasanya di beberapa jabatan senior dan partisipasi dalam diskusi serta keputusan penting bagi masa depan Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Peres menyebut Herzog (54) sebagai pemimpin “berkepala dingin”, yang menjunjung integritasnya dan “berdedikasi bagi republik Israel”.
Herzog akan mencalonkan diri dalam pemungutan suara 17 Maret melawan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersama dengan Menteri Kehakiman Tzipi Livni.
Pemungutan suara itu menunjukkan bahwa partai mereka unggul tiga poin atas partai sayap kanan Likud yang dipimpin Netanyahu.
Peres, yang mengundurkan diri sebagai presiden pada Juli, merupakan pengkritik kebijakan Netanyahu.
Profil Isaac Herzog
Isaac Herzog adalah anak dari Aura Herzog dan Chaim Herzog yang merupakan presiden keenam Israel.
Herzog bersekolah di New York ketika ayahnya menjabat sebagai Wakil Tetap Israel untuk PBB dan bersekolah di Ramaz School dan melanjutkan pendidikan tertingginya di Cornell University dan New York University.
Pada 1978 dia kembali ke Israel dan terdaftar di IDF (pasukan pertahanan Israel) dan menjabat sebagai perwira utama di Unit 8200 Korps Intelijen.
Hezog juga belajar hukum di Universitas Tel Aviv dan bekerja di firma hukum yang didirikan oleh ayahnya Herzog, Fox & Ne'eman.
Karier Politik
Pada 1999 lalu Herzog menjabat sebagai sekretaris pemerintah dalam kabinet Ehud Barak sampai 2001 ketika kemudian Barak dijatuhkan oleh Ariel Sharon dalam pemilihan khusus untuk Perdana Menteri.
Herzog kemudian memenangkan kursi dalam pemilihan pada 2003 sebagai anggota Partai Buruh dan diangkat menjadi Menteri Perumahan dan Pembangunan ketika Partai Buruh bergabung dengan pemerintah koalisi Ariel Sharon pada Januari 2005.
Sebelum pemilu 2006, Herzog memenangkan tempat kedua di Partai Buruh. Awalnya dia ditunjuk sebagai Menteri Pariwisata dalam koalisi yang dipimpin Ehud Olmert Kadima, tapi kemudian dipindahkan ke Kementerian Sosial pada Maret 2007 setelah Yisrael Beiteinu menggantikannya sebagai Menteri Pariwisata yang baru.
Dia kembali menempati posisi kedua dalam partai tersebut di pemilu 2009. Setelah pemilu, dia diangkat menjadi Menteri Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial dan Menteri Diaspora, Masyarakat dan Melawan Antisemitisme. Namun, dia mengundurkan diri dari kabinet setelah Ehud Barak meninggalkan Partai Buruh pada Januari 2011.
Pada 2011 dia kembali gagal meraih peringkat pertama untuk kepemimpinan Partai Buruh. Dia hanya meraih peringkat ketiga setelah Shelly Yechimovich dan Amir Peretz.
Pemimpin Oposisi
Pada November 2013 Herzog akhirnya terpilih menjadi pemimpin Partai Buruh mengalahkan Shelly Yechimovich. Dengan demikian, dia otomatis menjadi pemimpin oposisi. Sedangkan Yechimovich berfokus pada isu-isu sosial ekonomi dan Herzog fokus kepada keamanan dan resolusi konflik Israel-Palestina.
Sepuluh hari setelah pemilu, Herzog bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menjaminkan dukungannya untuk solusi dua-negara.
Herzog dilaporkan telah mengulurkan tangan untuk pemimpin Shas Aryeh Deri untuk meningkatkan kerja sama antara kedua faksi oposisi.
Pada Juni 2014, Herzog mengkritik PM Benjamin Netanyahu karena gagal untuk melibatkan masyarakat internasional, gagal untuk menyajikan proposal perdamaian dengan Palestina, dan gagal bekerja secara efektif dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Herzog menyatakan bahwa “kebencian Netanyahu dan permusuhan untuk Barack Obama" adalah salah satu kegagalan terbesar, karena itu menempatkan keamanan Israel berisiko.
Dengan mengatur pelarutan koalisi dan pemilu Maret 2015, Herzog meminta Hatnua dan Kadima untuk bergabung Partai Buruh dalam membentuk koalisi baru. Dalam sebuah wawancara dengan Ynet, ia menyatakan, "Saya mampu menggantikan Netanyahu. Saya akan melakukan segalanya untuk membangun blok sebelum pemilu."
Tak lama kemudian, Herzog dan Tzipi Livni, yang adalah Menteri Kehakiman dan Kepala Faksi Moderat, mengumumkan mereka akan berkampanye bersama dalam pemilu mendatang dalam upaya untuk mencegah Netanyahu, pemimpin Partai Likud, sebagai perdana menteri untuk keempat kalinya. (AFP/wikipedia.org)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...