Pergelaran Budaya Pertegas Eksistensi UKSW “Miniatur Indonesia”
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Kekayaan budaya Indonesia dihadirkan bagi masyarakat Kota Salatiga oleh mahasiswa baru Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Selama tiga hari, Senin hingga Rabu (16-18/9) warga Salatiga dapat menyaksikan keragaman budaya yang dikemas melalui kegiatan bertajuk “Pagelaran Budaya Indonesia” di halaman Kantor Wali Kota.
Mengusung tema “Museum Negeri Pahlawan”, pada pergelaran hari pertama Senin (16/9), pengunjung disuguhi sejumlah kesenian musik, tarian, dan teatrikal kolaborasi etnis. Kegiatan yang disajikan sejak sore itu dibuka dengan penampilan kelompok Karawitan UKSW yang membawakan lagu dengan tema Wacana Budaya di panggung utama.
Sementara itu, di sekeliling panggung, didirikan stand-stand etnis yang didekor sedemikian rupa sehingga pengunjung dapat memperdalam pengetahuan mengenai sejumlah etnis di Indonesia seperti Lampung, Kalimantan, Batak, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, serta Minahasa.
Tiap etnis memamerkan beragam makanan, souvenir, baju adat, lukisan, hingga berbagai peralatan tradisional yang sengaja dihadirkan dari daerah masing-masing. Makanan tradisional menjadi salah satu item yang diburu pengunjung. Dalam sesi kuliner Nusantara, pengunjung berkesempatan mencicip makanan yang disediakan.
Stand etnis mahasiswa Kalimantan Tengah misalnya, menyuguhkan makanan khas seperti pundang atau ikan asin, sambel rimbang, dan kanda sarai, sebagai pelengkap lauk makanan. Adapun mahasiswa etnis Minahasa menyuguhkan bubur tinutuan dan mi cakalang.
Tak membutuhkan waktu lama, berbagai makanan yang cukup jarang dapat dijumpai di Salatiga tersebut habis diserbu pengunjung. Naryo, warga asal Pati yang sudah sebelas tahun menetap di Salatiga ikut menikmati acara. Menurutnya, kegiatan yang menjadi rangkaian acara Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) UKSW 2019 itu bagus karena mengedukasi masyarakat mengenai budaya Indonesia.
“Acara ini perlu digelar lagi tahun depan, karena memang kampus tidak mengadakan perpeloncoan dan mengajak mahasiswa baru mengenalkan keragaman budaya Indonesia,” ujarnya.
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto SE MM, juga menghadiri acara, didampingi Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, Pembantu Rektor I Iwan Setyawan, Pembantu Rektor II Sri Sulandjari, serta Pembantu Rektor III Andeka Rocky Tanaamah, turut mencicipi makanan tradisional yang disajikan. Sebelum menyantap sajian, perwakilan etnis secara bergantian memberikan penjelasan kepada wali kota dan juga pemimpin universitas bahan baku dan cara pembuatan makanan tersebut.
Kesenian Tari dan Musik
Sembari berkeliling mengunjungi stand etnis, pengunjung dapat menyaksikan kesenian musik dan tarian tradisional. Mengenakan busana dominan warna merah dan emas, mahasiswa asal Sumetera Selatan menampilkan tarian Tanggai khas kota Palembang. Tarian itu mengandung makna penyambutan atau ucapan selamat datang.
Mahasiswa asal Lampung, menampilkan tari Halibambang atau tari kipas yang merupakan tarian hiburan. Mahasiswa asal Sulawesi Tengah membawakan tarian rakyat, tarian Metomu.
Semakin malam suasana semakin meriah. Mahasiswa baru yang datang menari bersama-sama tarian kolaborasi dan juga tarian etnis. Wali kota dan pemimpin universitas juga berkesempatan menari bersama.
Ditemui terpisah, Giner Maslebu SPd SSi MSi, koordinator Pengabdian Masyarakat OMB UKSW mengatakan acara yang masih berlangsung hingga Rabu ini juga dimeriahkan dengan kegiatan belajar membatik oleh Batik Selotigo dan tato tradisional temporer oleh mahasiswa etnis Kalimantan.
Giner mengatakan, dari kegiatan ini lembaganya ingin mempertegas eksistensi UKSW sebagai Indonesia Mini di tengah Kota Salatiga yang sejuk dan majemuk. Pengabdian Masyarakat sengaja dirancang dengan melibatkan mahasiswa baru UKSW ke dalam kolaborasi kegiatan etnis dalam upaya memperkenalkan tradisi kebudayaan bangsa Indonesia kepada masyarakat Kota Salatiga. (uksw.edu)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...