Peringatan 100 Tahun GA Siwabessy
* Peletak fondasi bagi pembangunan kesehatan nasional.
SATUHARAPAN.COM – Peringatan 100 Tahun Prof Dr GA Siwabessy yang digelar satu bulan selama Agustus, tiba pada puncaknya Jumat, 29 Agustus malam. Puncak peringatan digelar di Auditorium Siwabessy di Gedung Prof Dr Sujudi lantai 2 Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan.
GA Siwabessy, atau lengkapnya Prof Dr Gerrit Augustinus Siwabessy (1914 – 1982), adalah Menteri Kesehatan 1966 – 1978. Siwabessy yang dilahirkan 19 Agustus 1914 di Ullath, di Pulau Saparua, Ambon itu, tercatat sebagai menteri kesehatan terlama yang pernah menjabat, menjadi pembantu dua presiden yang sangat berbeda gaya kepemimpinannya, dari rezim Orde Lama hingga Orde Baru, dari Soekarno ke Soeharto.
Siwabessy, yang juga menjabat Ketua Tim Dokter Pribadi Presiden pada era Soeharto, dianggap sebagai peletak fondasi bagi pembangunan kesehatan nasional.
Pada masa jabatannya, ia mencanangkan program-program kesehatan mulai dari keluarga berencana (KB), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), balai kesehatan ibu dan anak (BKIA), asuransi kesehatan, penanggulangan penyakit menular seperti malaria, TBC, tifus, kolera, disentri, cacar, hingga penanggulangan cacingan dan penyakit kanker. Ia tercatat sebagai salah satu pendiri Yayasan Kanker Indonesia.
Peringatan 100 Tahun Siwabessy pada Agustus tahun ini diawali dengan ziarah dan tabur bunga di makamnya, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, pada 8 Agustus.
Bertepatan dengan ulang tahunnya, 19 Agustus, dilangsungkan acara bedah buku Sang Upuleru – Mengenang 100 Tahun Prof Dr Gerrit Augustinus Siwabessy (1914 – 2014) di Ambon. Pada malam harinya, peringatan 100 tahun digelar bersamaan dengan perayaan ulang tahun Provinsi Maluku Tengah, dalam bentuk pesta rakyat. Acara peringatan di Ambon juga ditandai dengan menapak tilas ke kampung kelahiran Siwabessy di Ullath.
Puncak acara di Jakarta, 29 Agustus lalu di Auditorium Siwabessy di Kemenkes, Jakarta Selatan, dihadiri pejabat di lingkungan Kemenkes, pejabat di lingkungan Badan Tenaga Atom Indonesia (Batan), pejabat di lingkungan BPJS Kesehatan, kerabat, dan keluarga.
Selain pemutaran video yang menggambarkan perjalanan Siwabessy dari berbagai sumber dokumentasi, juga dibacakan puisi karyanya yang ditulis beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesenian daerah Maluku turut memeriahkan acara mengenang 100 Siwabessy.
Bapak Atom Indonesia
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam acara peringatan menggaungkan program-program penting yang dikerjakan GA Siwabessy yang berhasil baik. Keluwesannya berdiplomasi dengan kolega di luar negeri dan berbagai organisasi internasional mengantar keberhasilannya memberantas penyakit cacar di Indonesia.
Sejak 1967 Indonesia menjadi peserta Global Smallpox Eradication Programme. Dua tahun kemudian, Siwabessy melaksanakan program pemberantasan penyakit cacar secara menyeluruh. Pada 1974, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengakui keberhasilan Siwabessy membebaskan seluruh wilayah Indonesia dari ancaman penyakit cacar.
Bukan hanya program, karya bakti Siwabessy juga bisa ditemukan dalam wujud laboratorium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Gawat Darurat di RSCM Jakarta, Rumah Sakit Terapung di Maluku, termasuk merintis pengobatan dengan tenaga nuklir di RSPAD Gatot Subroto. Tekadnya memajukan pembangunan kesehatan di Indonesia ia wujudkan dengan memanfaatkan hubungan baiknya dengan berbagai lembaga di luar negeri.
Rekam jejak karya bakti Siwabessy tidak hanya di bidang kesehatan. Pada 1954, Siwabessy yang memperdalam ilmu radiologi di Inggris, membentuk Lembaga Tenaga Atom, lembaga di bawah Sekretariat Negara, dan ia menjadi direkturnya. Di bidang pendidikan, ia tercatat dalam sejarah sebagai pendiri Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia, fakultas yang didirikan untuk mempelajari ilmu dasar di bidang fisika, kimia, dan matematika untuk menghasilkan tenaga ahli. Ia menjadi dekan di fakultas itu pada 1963-1965.
Siwabessy diangkat menjadi Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) ketika Presiden Soekarno meresmikan badan yang langsung berada di bawah presiden itu pada 1962. Pada 1965, Siwabessy diangkat menjadi Menteri Batan. Atas jasa-jasanya mengembangkan penelitian dan pemanfaatan di bidang atom, Siwabessy dijuluki “Bapak Atom Indonesia”.
Peringatan 100 Tahun Prof Dr GA Siwabessy, seperti dikemukakan Dr dr Fachmi Idris MKes, Direktur Utama BPJS Kesehatan, menjadi momentum untuk mengenang kepemimpinan Siwabessy yang sangat inspiratif. “Semangat Siwabessy sebagai pejuang untuk kebenaran, sebagai pejuang untuk keadilan, selalu hidup dalam sanubari,” katanya.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...