Perjuangan Kesataraan, Ibu Negara Peringati Hari Kartini
BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama para anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) menggelar peringatan Hari Kartini di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (21/4).
Peringatan Hari Kartini tersebut berlangsung mulai sekitar pukul 08.30 WIB di Halaman Belakang Gedung Induk Istana Bogor.
Selain dihadiri istri para anggota Kabinet Kerja, acara tersebut juga dihadiri istri Wakil Presiden Ibu Hj Mufidah Jusuf Kalla.
Juga hadir dalam peringatan Hari Kartini yang bertema Perempuan Indonesia yang Menginspirasi itu, istri sejumlah kepala daerah dan tokoh perempuan inspiratif.
Hadir juga Menlu Retno Marsudi, Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Anak Yohana Yembise.
Acara peringatan Hari Kartini itu diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lagu Ibu Kita Kartini.
Acara akan dilanjutkan dengan penayangan kegiatan OASE KK, penyerahan penghargaan.
Peringatan Hari Kartini itu juga diisi dengan persembahan seni budaya dan peragaan busana, peninjauan bazar dan ramah tamah.
OASE Kabinet Kerja merupakan organisasi khusus gagasan Ibu Negara dan Ibu Wakil Presiden serta disepakati oleh para pendamping menteri Kabinet Kerja untuk turut mendukung dan berperan dalam mensukseskan program Kabinet Kerja, yang sesuai dengan kapasitas sebagai para pendamping.
OASE KK dibentuk tanggal 27 Oktober 2014 semenjak Jokowi dan Jusuf Kalla resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kesataraan
Yohana Yembise, kembali menyerukan perjuangan kesetaraan bagi perempuan Indonesia di sela-sela peringatan Hari Kartini di halaman Istana Bogor, Sabtu.
Yohana mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bangkit melihat potensi dan aset diri demi melanjutkan perjuangan R.A. Kartini mengangkat harkat dan martabat perempuan.
"Melanjutkan perjuangan Kartini agar dapat berjalan setara dengan kaum laki laki menuju Planet 5050 Tahun 2030," katanya.
Yohana menegaskan penanganan masalah kekerasan terhadap perempuan menjadi salah satu aspek perjuangan yang paling penting dan mendesak untuk dilakukan sebagai langkah utama guna mewujudkan kesetaraan.
"Kasus kekerasan terhadap perempuan masih cukup tinggi baik fisik, psikis dan penelantaran terhadap perempuan yang meningkat," kata Yohana. (Antara)
Editor : Melki Pangaribuan
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...