Loading...
EKONOMI
Penulis: Martha Lusiana 19:43 WIB | Selasa, 18 Agustus 2015

Perkebunan Sawit Indonesia Harus Berdaya Saing Internasional

Ilustrasi: seorang petani sawit sedang bekerja. (Foto: geoenergy.co.id).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Utama (Dirut) Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa perkebunan sawit di Indonesia harus memiliki daya saing di kancah perdagangan sawit internasional.

“Kondisi persawitan dunia saat ini mulai berubah. Ada minat yang sangat besar soal penanaman sawit di Amerika Latin. Meksiko, Brasil, Kolumbia, dan Guatemala sudah mulai mengembangkan sawit dengan mengincar pasar Amerika Serikat (AS),” ujar Bayu di Gedung Kemeterian Koordinator Perekonomian Jakarta, Selasa (18/8).

Oleh sebab itu, ia melanjutkan, perkebunan di Tanah Air harus mempunyai daya saing yang tinggi, salah satunya yang paling mendasar adalah dari tingkat efisiensi dan produktivitas, khususnya perkebunan rakyat.

BPDP hari ini (18/8) menandatangani nota kesepahamanan dengan pihak perbankan dan PT Riset Perkebunan Nusantara untuk pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan. Bayu mengatakan lembaga perbankan membantu petani sawit untuk melakukan pembiayaan dan kredit untuk investasi pasar kelapa sawit.

Sementara itu, kerja sama dengan lembaga riset perkebunan dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan produktivitas pertamanan kelapa sawit.

Selain itu riset juga akan mendukung dan mengawal proses peremajaan, khususnya penyediaan bibit, optimalisasi penggunaan pupuk, desain kebun-kebun baru, dan penanganan pokok kayu.

“Penanganan pokok kayu adalah sesuatu yang sangat penting,” kata Bayu. Ia menunjukkan betapa pentingnya peluang manfaat kayu yang bisa didapatkan dari jutaan pohon kelapa sawit.

“Saat ini kita rencanakan ada 200 ribu hektar. Bila setiap hekarnya ada 100 batang pohon sawit, maka setiap tahun kita memiliki sekian puluh juta batang pohon yang harus ditebang dan setelah itu harapannya bisa dimanfaatkan,” ujar Wakil Menteri Perdagangan era Kabinet Indonesia Bersatu II ini.

“Masih membutuhkan riset untuk pemanfaatan kayu pohon sawit,” kata dia melanjutkan.

Bayu juga mengatakan bahwa riset dipakai untuk mengetahui produk-produk potensial yang bisa diturunkan dari sawit, misalnya bioplastik yaitu produk plastik yang bisa hancur di alam. Selain itu dengan riset juga bisa meningkatkan keberlanjutan sawit, seperti monitoring emisi karbon, monitoring gas Meta dan optimalisasi lainnya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home