Kinerja Ekspor Juli 2015 Menurun 15 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kinerja ekspor pada bulan Juli 2015 mengalami penurunan sebesar 15,53 persen dibandingkan Juni 2015 yaitu dari USD 13,5 miliar (Rp 186 triliun) menjadi USD 11,41 miliar (Rp 157 triliun). Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan Juli 2014, kinerja ekspor mengalami penurunan sebesar 19,23 persen yaitu sebesar USD 14,12 miliar (Rp 195 triliun).
“Nilai ekspor pada Juli 2015 mencapai USD 11,41 miliar atau mengalami penurunan sebesar 15,53 persen jika dibandingkan Juni lalu, dan sebesar 19,23 persen jika dibandingkan dengan Juli 2014," kata Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik Adi Lumaksono di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Penurunan ekspor Juli 2015 disebabkan oleh menurunnya ekspor migas sebesar 1,26 persen dari USD 14,38 miliar (Rp 198 triliun) menjadi 14,21 miliar (Rp 196 triliun). Demikian juga ekspor nonmigas turun sebesar 17,23 persen yaitu dari USD 12,06 miliar (Rp 166 triliun) menjadi USD 9,9 miliar (Rp 136 triliun).
“Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 25,39 persen menjadi USD 427 juta (Rp 5,8 triliun) dan ekspor hasil minyak turun sebesar 20,38 persen menjadi USD 125 juta (Rp 1,7 triliun). Sedangkan, ekspor gas naik sebesar 22,54 persen menjadi USD 868 juta (Rp 11,9 tiliun).”
Kemudian volume ekspor migas Juli 2015 terhadap Juni 2015 untuk minyak mentah turun sebesar 35,69 persen dan hasil minyak turun sebesar 19,72 persen. Sementara itu, gas naik sebesar 19,41 persen dan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia turun dari USD 59,40 (Rp 820.000) per barel pada Juni 2015 menjadi USD 51,82 (Rp 715.000) per barel pada Juli 2015.
Bila dibandingkan dengan Juli 2014, nilai ekspor nonmigas Juli 2015 mengalami penurunan 14,11 persen. Demikian juga ekspor migas turun sebesar 43,04 persen. Sementara secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari-Juli 2015 mencapai USD 89,7 miliar (Rp 1.239 triliun) atau turun 12,81 persen dibanding periode yang sama tahun 2014. Demikian juga ekspor kumulatif nonmigas mencapai USD 78,36 miliar (Rp 1.082 triliun) atau mengalami penurunan 7,55 persen.
Adi kemudian memaparkan bahwa penurunan terbesar ekspor nonmigas Juli 2015 terhadap Juni 2015 terjadi pada lemak dan minyak hewan nabati sebesar USD 339 juta (Rp 4,6 triliun). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD 43,3 juta (Rp 598 miliar).
Komoditi lainnya yang juga mengalami penurunan nilai ekspor adalah perhiasan atau permata sebesar USD 255 juta (Rp 3,5 triliun), alas kaki sebesar USD 129 juta (Rp 1,7 triliun), mesin atau peralatan listrik sebesar USD 120 juta (Rp 1,6 triliun) serta kendaraan dan bagiannya sebesar USD 120 juta (Rp 1,6 triliun).
Sedangkan komoditi yang mengalami peningkatan selain bahan bakar mineral adalah kopi, teh, rempah-rempah sebesar USD 18,8 juta (Rp 259 miliar), bijih kerak dan abu logam sebesar USD 14,3 juta (Rp 197 miliar), aluminium sebesar USD 10,9 juta (Rp 150 miliar), serta bubur kayu sebesar USD 9,2 juta (Rp 127 miliar).
Selama Januari hingga Juli 2015, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi 50,99 persen terhadap total ekspor nonmigas. Jadi, lanjut Adi, dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut turun 3,29 persen terhadap periode yang sama tahun 2014.
Berdasarkan ekspor menurut provinsi asal barang, ada tiga provinsi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada periode Januari hingga Juli tahun 2015 adalah Jawa Barat sebesar USD 12,83 miliar (Rp 177 triliun) atau 16,53 persen, Kalimantan Timur sebesar USD 11,41 miliar (Rp 157 triliun) atau 12,72 persen dan Jawa Timur sebesar USD 10,08 miliar (Rp 139 triliun) atau 11,24 persen.
“Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai 40,49 persen dari seluruh ekspor nasional,” kata Adi.
Editor : Eben E. Siadari
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...