Perkembangan Invasi Rusia: UEA Akan Desak OPEC Naikkan Produksi Minyak
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Uni Emirat Arab, Rabu, mengatakan akan mendesak OPEC untuk mempertimbangkan peningkatan produksi minyak.
Pengumuman itu menyusul larangan Amerika Serikat atas impor minyak Rusia, yang terbaru dari serangkaian sanksi yang dirancang untuk menghukum Rusia atas perang di Ukraina. Harga minyak naik tajam sejak Rusia, produsen minyak terbesar ketiga di dunia, menginvasi Ukraina akhir bulan lalu.
"Kami mendukung peningkatan produksi dan akan mendorong OPEC untuk mempertimbangkan tingkat produksi yang lebih tinggi," kata duta besar UEA untuk Amerika Serikat, Yousef Al Otaiba, dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web kedutaannya. Dia mengatakan negaranya percaya bahwa stabilitas di pasar energi sangat penting bagi ekonomi global.
UEA adalah anggota lama Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang pekan lalu, bersama dengan sekutu penghasil minyaknya termasuk Rusia, mengatakan pihaknya tetap berpegang pada rencananya untuk secara bertahap meningkatkan produksi minyak daripada membuka keran lebih lanjut.
UEA adalah negara penghasil minyak terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2020, menurut angka Departemen Energi AS yang diterbitkan pada bulan Desember tahun lalu.
Harga minyak melonjak Selasa setelah Presiden Joe Biden mengumumkan larangan AS terhadap minyak Rusia. Tetapi kemungkinan peningkatan produksi OPEC membantu membuat harga jatuh pada Rabu. Satu barel minyak mentah AS turun 11% menjadi US$110,12. (AP)
Amazon Tangguhkan Pengiriman Produk ke Pelanggan Rusia
SEATTLE, Amazon mengatakan akan menangguhkan pengiriman produk yang dijual di situs webnya ke pelanggan yang berbasis di Rusia dan Belarusia.
Raksasa e-commerce itu mengatakan pada hari Selasa (8/3) malam dalam pembaruan blog di situs webnya bahwa mereka juga akan menangguhkan akses Prime Video untuk pelanggan yang berbasis di Rusia dan akan berhenti menerima pesanan untuk New World, satu-satunya video game yang menurut perusahaan dijual langsung di Rusia.
Pengecer menambahkan penjual pihak ketiga baru yang berbasis di Rusia dan Belarusia tidak akan dapat menjual di situsnya.
Pengecer telah mengatakan pada hari sebelumnya bahwa jaringan komputasi cloud-nya, Amazon Web Services, juga akan berhenti mengizinkan pendaftaran baru di Rusia dan Belarusia. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov, telah meminta perusahaan untuk berhenti menyediakan AWS di Rusia, menyarankan dalam sebuah surat yang dikirim ke pendiri Amazon, Jeff Bezos, bahwa tidak melakukannya dapat mendukung “pertumpahan darah dan disinformasi yang dapat dimanfaatkan melalui infrastruktur digital.”
TIRANA, ALBANIA, Komando Khusus Operasi Eropa Amerika Serikat, atau SOCEUR, membuka markas front berbasis di Albania pada hari Rabu (9/3), bertujuan untuk meningkatkan stabilitas regional, kata kepala Mayor Jenderal David Tabor.
Kelompok Gugus Tugas Balkan yang beranggotakan 12 hingga 15 orang akan berbasis di Tirana untuk mengoordinasikan pelatihan pertukaran gabungan serta keterlibatan elemen dukungan militer sipil, kata Tabor. Tabor mengatakan lokasi pusat Albania di Balkan berada di balik keputusan untuk membuka komando di sana, katanya.
Ini akan menjadi kehadiran militer permanen AS yang pertama di Albania, kata Duta Besar AS di Tirana Yuri Kim.
Pejabat senior Albania mengatakan bahwa membuka kantor militer AS seperti itu lebih penting sekarang.
Pembukaan komando di Tirana “dilakukan pada saat yang tepat, pada puncak ketidakamanan karena situasi suram di benua itu setelah agresi Rusia,” kata Menteri Pertahanan Niko Peleshi.
Putin Menyalahkan Nasionalis Ukraina Hambat Evakusai
MOSKOW, Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan “nasionalis” Ukraina karena menghambat evakuasi warga sipil dari kota-kota Ukraina yang terkepung.
Kremlin mengatakan bahwa Putin membahas situasi di Ukraina dalam pembicaraan telepon hari Rabu dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dengan “penekanan khusus diberikan pada aspek kemanusiaan.” Dikatakan bahwa Putin memberi tahu Scholz tentang “upaya Rusia untuk mengatur koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk keluar dari daerah pertempuran dan upaya militan dari unit nasionalis untuk menghambat evakuasi orang yang aman.”
Pejabat Ukraina mengatakan bahwa penembakan Rusia yang terus-menerus telah menggagalkan upaya untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah yang terkena dampak pertempuran.
Palang Merah Internasional: Warga Sipil Terjebak Pertempuran
JENEWA, Palang Merah internasional mengatakan warga sipil yang terjebak di tempat-tempat yang terkena dampak pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina harus memiliki “alternatif relokasi yang lebih luas” untuk evakuasi, termasuk ke bagian lain Ukraina, di luar tawaran pemerintah Rusia untuk membawa mereka ke wilayah Rusia.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang secara khusus mencoba mengatur evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang terkena dampak parah, pada hari Rabu setelah Rusia menawarkan dalam beberapa hari terakhir untuk mengizinkan koridor jalur aman bagi warga sipil Ukraina di seberang perbatasan Rusia. Pihak berwenang Ukraina telah menolak gagasan itu.
ICRC mengatakan pihak berwenang di kedua belah pihak perlu menyepakati rencana evakuasi apa pun, dan evakuasi harus bersifat sukarela bagi warga sipil yang bersangkutan.
Beberapa warga sipil mungkin menolak evakuasi “jika satu-satunya rute pelarian yang tersedia bagi mereka menyiratkan pemukiman kembali di Federasi Rusia atau Republik Belarusia,” kata juru bicara ICRC, Jason Straziuso, dalam email, merujuk pada sekutu Rusia Belarusia. “Dalam pandangan ICRC, warga sipil yang terkena dampak permusuhan harus diberikan alternatif relokasi yang lebih luas, termasuk di Ukraina sendiri.”
Rusia Akui Kirim Wajib Militer ke Ukraina
NEW YORK, Rusia telah mengakui bahwa tentara wajib militer telah dikirim ke Ukraina dan beberapa telah ditangkap oleh pasukan Ukraina.
Pengakuan itu muncul setelah Presiden Vladimir Putin bersumpah bahwa wajib militer tidak akan dikerahkan dan bahwa pasukan Rusia akan mengandalkan pasukan profesional.
Juru bicara Kementerian Pertahanan, Mayjen Igor Konashenkov, mengatakan bahwa “sayangnya telah terdeteksi beberapa contoh kehadiran personel militer wajib militer” dengan unit di Ukraina tetapi “hampir semua” dari mereka telah ditarik ke Rusia.
Dia menambahkan bahwa beberapa wajib militer ditawan oleh pasukan Ukraina saat bertugas di unit logistik dan upaya sedang dilakukan untuk membebaskan mereka. Konashenkov tidak merinci berapa banyak wajib militer yang telah bertugas di Ukraina atau berapa banyak yang ditangkap. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...