Perkumpulan Prakarsa Tolak Kajian Kebijakan Pembangunan Bank Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa Setyo Budiantoro menolak kajian kebijakan pembangunan Bank Dunia bahwa perekonomian Indonesia harus tumbuh sembilan persen.
Setyo Budiantoro menolak pernyataan yang dikeluarkan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves pada acara Kajian Kebijakan Pembangunan Bank Dunia di Jakarta pada Senin (23/6). Rodrigo Chaves dalam acara itu mengatakan “Indonesia harus tumbuh sembilan persen untuk menghindari jebakan kelas menengah.”
Setyo Budiantoro berpendapat prioritas negara saat ini bukanlah pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi memastikan agar pertumbuhan berkualitas. Artinya, bagaimana pertumbuhan mampu menyerap tenaga kerja,mengurangi kemiskinan, dan mengatasi ketimpangan.
Dia menyebutkan Indonesia saat ini mengalami ketimpanganterburuk sepanjang sejarah dengan rasio gini 0,41. Bila Indonesia terus mengejar pertumbuhan lebih tinggi maka meneruskan kekeliruan ini. Pertumbuhan ekonomi tumbuh tidak berarti bila hanya dinikmati sebagian kecil orang.
Simulasi Bank Pembangunan Asia menunjukkan ketimpangan merupakan perintang yang besar untuk penanggulangan kemiskinan. Dengan kategori kemiskinan berupa pendapatan 1,25 dolar Amerika Serikat per hari maka kemiskinan di Indonesia mencapai 16,3 persen. Bila ketimpangan tak meningkat maka kemiskinan seharusnya hanya 6,1 persen. Ini adalah perbedaan yang sangat besar.
Setyo Budiantoro juga menilai ketimpangan atau kekayaan yang terkonsentrasi bukan hanya menyinggung rasa keadilan tetapi menyebabkan ekonomi rentan dan rapuh. Daya beli yang tinggi hanya dimiliki segelintir orang akan membuat agregat permintaan yang terbatas. Ini berarti pertumbuhan dengan ketimpangan tinggi juga tidak akan berkelanjutan, seperti menyusun rumah kartu yang sewaktu-waktu akan runtuh. (PR)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...