Perlu 42.000 Tenaga Kesehatan Daerah Terpencil
KUTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moeloek, menilai perlu ada penambahan 42.000 tenaga kesehatan untuk disebar ke masing-masing daerah terpencil se-Indonesia.
"Tenaga kesehatan itu seperti dokter, perawat, sanitasi lingkungan, ahli gizi yang sangat minim untuk daerah pelosok, karena banyak lulusan kesehatan yang belum tertarik mengabdi ke daerah terpencil," katanya dalam kunjungan kerja di Kuta, Rabu (13/4).
Setelah membuka lokakarya dan rapat kerja nasional Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), ia menjelaskan mereka yang mau ke daerah terpencil akan langsung diangkat menjadi pengawai negeri sipil (PNS).
"Itu untuk menggugah minat tenaga kesehatan, guna mengabdi ke daerah pelosok dan puskesmas. Kami mencatat sebanyak 9.532 puskesmas di Indonesia akan didata jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan. Yang jelas, jumlah petugas kesehatan lingkungan masih sangat kurang dibandingkan dengan profesi kedokteran," katanya.
Ke depan, untuk memenuhi kekosongan petugas kesehatan lingkungan di masing-masing daerah, kata Menteri Kesehatan, akan mencoba menjaring lulusan dari sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia, untuk ikut menjadi petugas sanitarian sukarela di daerah pelosok.
Didampingi Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dari Kemenkes dr Anung Sugihantono dan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Usman Sumantri, Nila meminta kepada HAKLI untuk mendata petugas kesehatannya agar ikut mengisi kekosongan petugas sanitarian (Kesling) di daerah pedalaman.
Selain tenaga kesehatan lingkungan, ia juga mendorong lulusan kedokteran dan keperawatan agar mau mengabdi di daerah pelosok.
Ia juga meminta kepada Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Perawat Indonesia, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia dan perhimpunan kesehatan lain untuk mendata kebutuhan tenaga kesehatan yang diperlukan di daerahnya.
"Upaya ini dilakukan, agar serapan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan optimal. Kita akan petakan dulu jumlah keseluruhan tenaga kesehatan ini sehingga dapat diketahui berapa kebutuhannya," katanya. (Ant)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...