Perlunak Sikap, Israel Usulkan Revisi Kesepakatan Nuklir Iran
JERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Menteri Intelijen Israel mengusulkan beberapa ketentuan untuk perjanjian nuklir dengan Iran yang menurutnya akan menjadi perbaikan pada garis besar kesepakatan yang dibuat pekan lalu di Lausanne, Swiss.
Yuval Steinitz mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya mengapresiasi janji Presiden AS Barack Obama untuk mendukung keamanan Israel, tetapi itu tidak lebih besar daripada potensi ancaman dari Iran yang bersenjata nuklir.
“Jika Iran akan memproduksi senjata nuklir, ini merupakan ancaman eksistensial terhadap Israel,” kata Steinitz, Senin (6/4).
“Tidak ada yang bisa memastikan kepada kami bahwa dukungan dan bantuan yang cukup untuk melawan atau untuk menangkal ancaman tersebut,” kata dia.
Steinitz mengusulkan agar kesepakatan yang dibuat oleh Iran dan negara adidaya tersebut harus menetapkan penghentian total untuk penelitian dan pengembangan generasi baru sentrifugal, mengurangi jumlah sentrifugal dan menutup fasilitas nuklir Iran, Fordo, untuk pengayaan uranium.
Dia juga mengusulkan agar Teheran merinci penelitian senjata nuklirnya di masa lalu dan memungkinkan tim inspeksi internasional untuk melakukan pemeriksaan “di mana saja, kapan saja.”
Jika hal seperti itu diterima, Steinitz mengatakan, “itu tidak akan menjadi kesepakatan yang baik, tetapi itu akan menjadi kesepakatan yang lebih masuk akal.”
Pernyataan Steinitz ini dapat dikatakan sebuah nada yang lebih lunak dibandingkan dengan sikap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Sebelum rincian kerangka kesepakatan Lausanne terungkap, beberapa pejabat Israel sangat takut menunjukkan fleksibilitas karena khawatir Obama akan menafsirkannya sebagai lampu hijau untuk meneruskan pendekatan take and give, nuansa yang sangat kental terjadi dalam negosiasi Lausanne.
Kini Israel tampaknya sudah lebih dapat menerima kesepakatan tersebut apabila dilakukan perubahan. Ini berbeda dengan sikap Netanyahu sebelumnya, yang menganggap lebih baik tidak ada kesepakatan daripada melanjutkan kesepakatan yang adayang dianggap buruk.
"Alternatif (dari kesepakatan) ini bukan deklarasi perang terhadap Iran," kata dia. "Ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran dan sikap tegas untuk menekan mereka membuat konsesi serius terhadap kesepakatan yang lebih baik."
Berikut ini adalah beberapa usulan tambahan Israel terhadap Kerangka Kesepakatan Lausanne:
- Mengakhiri semua penelitian dan pengembangan yang tengah berjalan dalam sentrifugal canggih di Iran. Kerangka kesepakatan Lausanne, seperti yang dijelaskan oleh Amerika Serikat, masih menyisakan jenis riset seperti apa yang masih boleh dilanjutkan Iran. Kekhawatiran AS dan Israel adalah Iran akan mampu menyebarkan sentrifugal yang jauh lebih efisien sebelum pembatasan atas produksi uranium pada 2030 berakhir.
- Pengurangan yang signifikan dalam jumlah sentrifugal yang beroperasi atau yang dapat beroperasi dengan cepat jika Iran melanggar kesepakatan dan memutuskan untuk membangun sebuah bom. Kesepakatan ini memungkinkan sekitar 5.000 sentrifugal untuk beroperasi selama dekade pertama di pabrik utama di Natanz, kira-kira setengah dari yang ada saat ini.
- Penutupan fasilitas Fordo sebagai situs pengayaan, bahkan seandainya kegiatan pengayaan telah ditangguhkan. Ini juga merupakan tujuan awal Amerika Serikat.
- Kepatuhan Iran untuk mengungkapkan kegiatan nulkirnya di masa lalu. Hal ini belum jelas dari kata-kata dari pernyataan Amerika, jika nanti Iran harus menjawab selusin pertanyaan yang diajukan oleh Badan Energi Atom Internasional. Sejauh ini 11 dari pertanyaan itu telah ditolak untuk dijawab. Komitmen Iran harus ditunjukkan dalam hal ini, sebelum negara itu menerima pembatalan sanksi ekonomi.
- Komitmen untuk mengapalkan persediaan uraniumnya yang telah diperkaya keluar dari Iran. Iran mengatakan pekan lalu bahwa merekatidak akan mengirimkan persediaan ke luar negeri, tetapi pernyataan Amerika membuka kemungkinan mengirimnya ke luar negeri atau mencampurnya di Iran.
- "Akses inspeksi terhadap fasilitas nuklir Iran "di mana saja, dan kapan saja."
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...