Permohonan Kuliah Pelaku Pembunuhan Masal di Norwegia Ditolak
OSLO, NORWEGIA, SATUHARAPAN.COM - Anders Behring Breivik, terdakwa pembunuhan masal di Norwegia, membantah dirinya ditolak kuliah di Universitas Oslo. Sementara Universitas Oslo Norwegia mengatakan menolak permohonan Anders Behring Breivik masuk program ilmu politik.
Rektor Universitas Oslo, Ole Petter Ottersen, kepada Associated Press dalam email hari Rabu (7/8) menyebutkan bahwa ekstremis sayap kanan berusia 34 tahun itu telah diberitahu persyaratannya tidak mencukupi masuk program sarjana.
Anders Behring Breivik menjalani hukuman penjara 21 tahun. Hukuman itu dapat diperpanjang ketika berakhir karena dia sudah membunuh 77 orang dengan bom dan melakukan pembantaian bersenjata dua tahun lalu.
Permohonannya masuk kuliah menjadi perdebatan di Norwegia pekan lalu. Perdebatan itu menyangkut Sejauh mana seseorang yang dihukum karena melakukan kejahatan begitu mengerikan dapat dipertimbangkan memperoleh pendidikan tinggi.
Petugas penjara mengatakan mereka tidak punya alasan untuk menolak hak belajar di selnya jika diakui universitas.
Anders Behring Breivik pernah menyelesaikan pendidikan menengah. Dia tidak memilih memulai usaha bisnis sendiri. Keinginannya kuliah membuatnya mengambil beberapa kursus yang ditawarkan Universitas Oslo Jurusan Ilmu Politik, namun tidak satu pun sesuai tingkatannya.
Anders Behring Breivik menjalani hukuman penjara 21 tahun karena membunuh 77 orang, sebagian besar di antaranya pemuda. Dia juga menanam bom di luar gedung pemerintah utama Oslo dan kemudian menembaki sebuah kamp pemuda di pulau Utoya.
Tidak lama setelah pengadilan Norwegia memvonisnya tahun lalu, Anders Behring Breivik meminta maaf karena tidak membunuh lebih banyak orang.
"Secara umum, kami memiliki sistem di Norwegia yang memberikan tahanan kesempatan untuk belajar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan otoritas penjara," kata Ole Petter Ottersen.
"Hal ini jelas bahwa dalam kasus menyikapi masalah keamanan, tahanan tidak memiliki akses ke kampus," tambahnya.
Permohonan Anders Behring Breivik untuk kuliah membuat gempar kalangan anggota fakultas. TV2 Nyhetskanalen melaporkan beberapa profesor menolak berkontak dengan pembunuh berusia 34 tahun itu.
Dalam tesis panjangnya yang menyerupai manifesto, dia mengutip ratusan penulis dan akademisi. Anders Behring Breivik mencela multikulturalisme sebagai malapetaka Eropa dan menyerukan perang untuk mengusir invasi Islam yang berlangsung. Musisi black metal, Kristian Varg Vikernes, dilaporkan pernah menerima salinan manifesto Anders Behring Breivik. Tetapi Kristian Varg Vikernes yang menganut atheis, menuding Anders Behring Breivik seorang agen Zionis dan pecundang Kristen.
Anders Behring Breivik menyatakan dirinya telah menghabiskan 16.320 jam belajar. Jam belajar yang sangat lama ini memberinya pendidikan informal setara dengan delapan tahun kuliah di universitas, atau setara dengan dua gelar sarjana dan satu gelar master.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...