Pernyataan Dubes Saudi Picu Kemarahan Kelompok Syiah Irak
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Anggota parlemen Syiah Irak marah menanggapi kritikan dari duta besar Saudi terhadap pasukan milisi di negara tersebut pada hari Minggu (24/1), dengan beberapa di antaranya menyerukan agar ia diusir meski belum genap sebulan menempati jabatan tersebut.
Thamer al-Sabhan merupakan duta besar Saudi pertama di Baghdad dalam seperempat abad. Namun, meski hubungan diplomatik telah pulih sepenuhnya, banyak warga Syiah Irak memandang Riyadh sebagai pendukung kelompok-kelompok militan dan musuh dari komunitas mereka.
Sabhan mengatakan dalam wawancaranya dengan televisi Al-Sumaria bahwa pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi, yang didominasi milisi Syiah dukungan Iran, tidak diinginkan di wilayah Sunni Arab dan Kurdi karena “mereka tidak diterima oleh anak-anak masyarakat Irak.”
Irak kembali bekerja sama dengan pasukan milisi Syiah pada 2014 untuk membantu melawan serangan ISIS, yang menguasai beberapa area besar di wilayah utara dan barat Baghdad.
Meski mereka menjadi bagian utama dari perangnya melawan ISIS dan didukung oleh kelompok Syiah Irak, banyak anggota dari minoritas Kurdi dan Sunni Arab memandang setidaknya beberapa pasukan utama Hashed al-Shaabi sebagai musuh.
“Pernyataan duta besar Saudi mengindikasikan dengan jelas mengenai permusuhan dan campur tangan secara terang-terangan dalam urusan Irak, (dan) pembicaraannya tentang Hashed al-Shaabi dianggap sebagai penghinaan besar,” kata Khalaf Abdulsamad, kepala parlemen Dawa.
Kementerian Luar Negeri harus “menjaga martabat negara Irak dan memanggil duta besar Saudi serta mengusirnya dari Irak,” katanya. (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...