Perompak Serang Kapal Turki di Afrika Barat, Menculik 15 Awak
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Perompak bersenjata menyerang sebuah kapal kargo Turki di lepas pantai Afrika Barat, menculik 15 pelaut dan membunuh salah satu dari mereka, kata para pejabat hari Minggu (24/1), dan Turki berusaha untuk menyelamatkan awak yang ditangkap.
Kapal M/V Mozart yang berbendera Liberia sedang berlayar dari Lagos, Nigeria, ke Cape Town di Afrika Selatan ketika diserang pada hari Sabtu (23/1) pagi, 100 mil laut barat laut dari negara pulau Sao Tome dan Principe.
Direktorat Maritim Turki mengatakan kru awalnya mengunci diri mereka di daerah yang aman, tetapi para perompak memaksa masuk setelah enam jam. Selama perjuangan, salah satu awak kapal tewas. Mereka mengidentifikasi korban sebagai insinyur Farman Ismayilov dari Azerbaijan, satu-satunya anggota awak non Turki.
Setelah menculik sebagian besar awaknya, para perompak meninggalkan kapal di Teluk Guinea dengan tiga pelaut di dalamnya, kata kantor berita pemerintah, Anadolu. Menurut laporan, para perompak menonaktifkan sebagian besar sistem kapal, hanya menyisakan sistem navigasi untuk kru yang tersisa untuk menemukan jalan ke pelabuhan. Kapal tersebut saat ini sedang menuju ke Pelabuhan-Gentil Gabon.
Teluk Guinea, di lepas pantai Nigeria, Guinea, Togo, Benin, dan Kamerun, adalah laut paling berbahaya di dunia karena kasus pembajakan, menurut Biro Maritim Internasional.
Konsultan keamanan maritim ,Dryad Global, menggambarkan serangan itu sebagai “insiden luar biasa, baik karena tingkat keparahan dan jaraknya dari pantai.'' Tahun lalu, kasus pembajakan naik di perairan Afrika Barat menjadi 18 dari 13 pada 2019, menurut perusahaan yang berbasis di London itu menambahkan.
Negosiasi Pembebasan
Mevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Turki, mengatakan dia telah berbicara dengan perwira senior yang ada di Mozart, Furkan Yaren, dan bahwa moral serta kondisi fisik para pelaut di atas kapal itu baik.
“Kami melanjutkan negosiasi terkoordinasi untuk pembebasan'' para pelaut yang diculik, katanya. “Para bajak laut belum memberikan tanggapan.''
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah dua kali berbicara dengan Yaren, kata kantornya dalam sebuah tweet. Ia menambahkan bahwa Erdogan mengeluarkan perintah untuk pembebasan awak yang diculik.
Pemilik dan operator M/V Mozart, yang dibajak di bawah todongan senjata di Teluk Guinea, dengan menyesal telah mengkonfirmasi bahwa salah satu awaknya telah terbunuh dan yang lainnya diculik,'' kata Boden Maritime yang berbasis di Istanbul.
Cavusoglu berbicara dengan mitranya dari Azerbaijan untuk menyampaikan belasungkawa dan mengatakan jenazah akan dipindahkan ketika Mozart mencapai pelabuhan.
Pada Juli 2019, 10 pelaut Turki diculik di lepas pantai Nigeria. Mereka dibebaskan kurang dari sebulan kemudian. (Anadolu/AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...