Persembahan Willy
SATUHARAPAN.COM - Di Rumah Sahabat Anak ‘’Puspita’’ di Jakarta Timur ada anak binaan, namanya Willy. Ketika itu, beberapa tahun lalu, dia tengah kembali belajar di sekolah menengah, setelah terputus karena berbagai masalah.
Willy adalah seorang Kristen di antara anak-anak di ‘’Puspita’’ yang umumnya Muslim. Bang Aang atau Bang Oji, pembina di ‘’Puspita’’, biasa mengajari mengaji dan mengimami shalat anak-anak ‘’Puspita’’. Tetapi, untuk Willy setiap hari Minggu dia disarankan ke gereja yang terdekat dari rumah ‘’Puspita.’’
Untuk itu, Bang Aang atau Bang Oji biasa memberi uang untuk Willy pergi ke gereja karena jarak antara gereja dan rumah ‘’Puspita" lumayan jauh, kalau naik angkot perlu sekitar 20 menit. Dan itu rutin dilakukan Willy sejak bergabung di ‘’Puspita’’.
Setiap Minggu pagi, Willy sudah berpakaian rapi, membawa Alkitab dan Kidung Jemaat, mendapat uang dari Bang Aang atau Bang Oji. Dia berjalan menelusuri gang kecil untuk sampai ke jalan raya menuju gereja.
Suatu hari Minggu pagi, Bang Aang dan istrinya berkendara sepeda motor untuk urusan pengelolaan rumah ‘’Puspita,’’ dan melalui rute yang sama dengan rute Willy ke gereja. Dia terkejut ketika melihat Willy tengah berjalan sendirian.
‘’Willy,’’ tegur Bang Aang sambil menghentikan kendaraan di samping Willy yang berjalan di trotoar. ‘’Mengapa kamu jalan kaki. Harusnya naik angkot saja, kan sudah diberi uang?’’
‘’Iya. Saya jalan kaki saja, Uangnya untuk persembahan di gereja,’’ kata Willy.
‘’Lha, uang itu untuk bayar angkot. Tidak usah persembahan. Tuhan juga tahu keadaanmu kalau kamu tidak memberi persembahan,’’ kata Bang Aang.
Tetapi, Willy bersikeras memilih berjalan kaki dan uang di sakunya untuk persembahan. Bang Aang mengalah dan penasaran bahwa selama ini setiap hari Minggu Willy jalan kaki ke gereja agar bisa memberi persembahan. Hari-hari Minggu berikutnya, Bang Aang atau Bang Oji memberikan uang untuk Willy dengan penjelasan yang rinci: ‘’Ini untuk bayar angkot, ini untuk persembahan.’’
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...