Perseteruan Diplomatik Turki-Belanda Berakhir
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan negaranya dan Belanda sedang berupaya mengakhiri ketegangan diplomatik, kantor berita AP melaporkan, Rabu (3/9).
Cavosoglu mengatakan masa-masa dimana kebijakan Belanda digambarkan sebagai “peninggalan Nazi,” sudah berlalu.
Kedua negara bulan lalu kembali saling menempatkan duta besar mereka. Ketegangan antara kedua negara dipicu oleh keputusan Belanda melarang para politisi Turki berkampanye di Belanda menjelang referendum 2017 di Turki, yang bertujuan memperbesar kekuasaan Presiden Turki.
Waktu itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggunakan istilah “peninggalan Nazi” saat mengkritik Belanda.
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu pada Rabu, mengatakan “hari ini adalah hari positif dalam hubungan”.
Cavusoglu menegaskan bahwa negaranya tidak pernah menuduh orang Belanda sebagai ‘Nazi’. “Sebagaimana sudah kami sepakati, istilah itu sudah berlalu,” katanya. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...