Persiapan Indonesia Jadi Presiden Jaringan Cagar Biosfer Dunia
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Man and the Biosphere Programme International Co-ordinating Council (MAB-ICC) yang merupakan progam ilmiah antarpemerintah yang bertujuan membangun dasar ilmiah untuk peningkatan hubungan antara manusia dan lingkungannya dari UNESCO akan mengadakan pertemuan pada 23-28 Juli 2018 di Palembang, Sumatera Selatan.
Mengusung tema Science for a Sustainable Future Biodiversity, Geology, and Ecosystems, target dari pertemuan ini adalah Rekomendasi Palembang yang akan menjadi patokan dalam pengelolaan dan pengembangan Cagar Biosfer.
“Selain itu juga untuk menjadikan Indonesia sebagai Presiden MAB-ICC UNESCO untuk periode 2018-2020,” kata Ketua Komite Nasional Program MAB Indonesia, Enny Sudarmonowati yang juga adalah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta pada Kamis (22/2) dilansir situs resmi lipi.go.id .
Pertemuan ini, kata Enny, juga akan memutuskan masuknya cagar biosfer baru ke dalam jaringan Cagar Biosfer dunia dan mencatat rekomendasi mengenai laporan pemantauan berkala tentang Cagar Biosfer. Pertemuan MAB-ICC di Palembang, akan mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan LIPI.
Cagar Biosfer adalah, situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB UNESCO, untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan berdasarkan upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan.
Sampai saat ini, ada 669 Cagar Biosfer di 120 negara, dengan 11 berada di Indonesia. Tahun ini, Indonesia menominasikan Taman Nasional Berbak Sembilang menjadi Cagar Biosfer, mengikuti Cagar Biosfer Belambangan di Jawa Timur, yang ditetapkan pada pertemuan MAB-ICC di Lima, Peru pada tahun 2016.
Diperkirakan, pertemuan di Palembang nantinya akan dihadiri perwakilan dari 34 negara anggota MAB-ICC, 120 negara anggota MAB UNESCO,para ahli dari bidang ilmu terkait, serta anggota berbagai organisasi internasional.
“Pertemuan ini penting bagi Indonesia mengingat akan dihadiri orang-orang dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu dari seluruh penjuru dunia. Sejauh ini hanya ada tiga pertemuan yang dilaksanakan di luar Paris, yakni di Korea Selatan, Swedia, dan Peru,” kata Director of UNESCO Jakarta Office, Shahbaz Khan.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...