Persidangan Wartawan Washington Post Dilanjutkan di Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Persidangan wartawan Washington Post Jason Rezaian dilanjutkan pada hari Senin (10/8) di Teheran, dalam persidangan yang akan menjadi persidangan final sebelum vonis dijatuhkan terkait apakah dia memata-matai Iran.
Wartawan berkewarganegaraan Iran-Amerika Serikat berusia 39 tahun itu ditahan selama lebih dari setahun dan persidangannya digelar secara tertutup. Keluarga dan media tempatnya bekerja mengecam persidangan itu sebagai penipuan.
Rezaian menghadapi sejumlah dakwaan termasuk “spionase, berkolaborasi dengan pemerintah negara musuh mengumpulkan informasi rahasia dan menyebarkan propaganda menentang republik Islam tersebut
Kantor berita resmi IRNA melansir bahwa persidangan terbaru sedang berlangsung namun tidak memberikan detail mengenai kehadiran Rezaian di pengadilan.
Pengacaranya mengatakan dia diberitahukan bahwa persidangan pada Senin – keempat dalam kasus itu – akan menjadi yang terbaru namun dia tidak bisa “yakin 100 persen.”
Pada Minggu (9/8), pejabat tinggi kehakiman tampaknya meragukan kapan persidangan itu akan berakhir.
“Pengadilan itu memutuskan persidangan mana yang akan menjadi persidangan terakhir,” ujar Gholam Hossein Esmaili, kepala departemen kehakiman Teheran.
“Hingga saat itu tidak ada seorang pun yang bisa menilai atas hal tersebut.”
Sebelumnya pada hari 28 Juli 2015 pengacara Jason Rezaian menuntut pembebasan kliennya, mengutip suasana baru pascaperjanjian nuklir Iran dengan negara-negara adidaya.
“Dengan situasi baru pascaperjanjian Wina (perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara adidaya), saya meminta hakim untuk membebaskan klien saya sesegera mungkin,” ujar Leila Ahsan, hari Selasa (28/7) seperti dikutip kantor berita Fars.
Di bawah perjanjian itu, Iran harus mengambil sejumlah langkah untuk membuktikan tujuan damai program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi keras dari Barat.
“Berdasarkan aturan prosedur baru dari pengadilan pidana, yang berlaku sejak Juni lalu, penahanan klien saya harus berakhir,” kata Ahsan.
“Kemungkinan besar, sesi persidangan selanjutnya akan menjadi yang terakhir dan kemudian saya akan menjabarkan pembelaan saya,” tambahnya.
Pada 22 Juli 2014 pemerintah Iran menangkap Jason dan istrinya Yeganeh Salehi -yang juga seorang jurnalis- dari rumahnya.
Yeganeh Salehi dibebaskan 6 Oktober, sementara Jason tetap ditahan di penjara Evin, sebuah pusat tahanan khusus politik di Teheran. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...